Siang ini tak
terlalu terik. Tapi tetap saja,sukses membuat gerah. Terlebih suasana hati yang
tak menentu seperti sekarang ini. Aku lelah!! Bertopeng ceria dibalik canda
tawa. Kala rasa yang tak pernah kuingin kembali datang, menyusup masuk dalam
dada.
Meski slalu
kubungkam, ia selalu saja sukses menorobos masuk. Mengobrak-abrik apa-apa yang
telah aku tatakan. Luka, rindu, dan sayang bercampur menjadi satu. Menjadi melodi
yang terlalu menyakitkan untuk kembali di rasa. Nyatanya, berdamai dengan asa
yang harusnya telah musnah bersama goresan luka penghianatan di hati,tak
semudah kata yang terucap di bibir. Ikhlas tak bisa datang begitu saja. Seperti
hal lainnya yang terjadi di dunia ini, ia butuh proses.
Aku tak ingin
membencinya, pun perempuan itu. Meski hati ini telah remuk dibuatnya,aku tetap
tak ingin mengotorinya dengan kebencian. Aku hanya ingin ikhlas, dengan belajar
tak peduli. Dengan menghapus namanya dalam tiap doa yang kurapalkan. Dan menghilangkan
kebiasaan melirik fotonya di kamar.
Kini semua foto
kenangan selama 2tahun itu telah aku buang jauh. Tak ingin lagi aku melihat
setumpuk kenangan dalam tiap folder yang ku susun dengan rapi. Bahkan untuk
sekedar mengintip sekalipun. Barang-barang itu telah aku singkirkan. Meski tak
aku buang. Boneka, jaket, baju, dan satu set meja berisi aquarium dan printer
masih aku jaga dengan baik. Nanti, saat tiba waktunya, satu set meja itu akan
aku kembalikan kepada pemiliknya. Meski tak sekarang.
Dan kenang,
biarlah kenang. Tersisa dalam ingatan.semua yang telah usai biarlah berlalu. Akan
kusambut dengan penuh keceriaan, cinta dan kisah baru. Pun lukanya.
0 comments:
Post a Comment