Malam ini begitu indah. Ribuan
bintang di langit memancarkan cahayanya. Kunikmati kilauannya dari atas loteng
bersama si manusia baru. Hal sederhana yang mampu melukis tawa sepanjang malam.
Membuat hati penuh kegembiraan. Live music dari warung kopi dekat kostnya
menambah hangat suasana. Tak ada mendung sedikitpun di atas sana. Aku menyukai
ini. Menyukai langit berbintang.
Dalam hangat peluknya, aku
menemukan kenyamanan baru. Tapi justru aku takut, terjebak terlalu dalam, pada
sesuatu yang belum pasti. Dari sikapnya, sepertinya dia memang sayang. Berulang
kali dia mengucap “Love you”, hanya mampu aku jawab dengan “Love me too”. Lagipula,
ini masih terlalu cepat baginya mengucap kalimat sakral itu padaku, seseorang
yang baru dkenalnya 2minggu; dengan jumlah pertemuan 3kali. Aku masih terlalu
takut, untuk kembali mempercayai lelaki. Aku sudah bisa berdamai dengan cintaku
yang sebelumnya; sisa-sisa rasa itu bahkan telah menguap. Seperti kapurbarus
dalam lemari.
Jika boleh jujur, aku masih
belum siap memiliki rasa kembali. Aku masih ingin bebas. Menikmati kesendirian,
tanpa relationship. Aku belum siap untuk kembali mendapatkan luka. Hati ini
butuh waktu, untuk bisa siap menerima cinta dan luka baru.
0 comments:
Post a Comment