Friday 27 June 2014

Dear Mantan Terakhirku

Posted by Nana W at 23:57 0 comments
Sayang, kisah kita telah usai. setidaknya beberapa bulan lalu. Luka yang kau toreh masih terlalu basah. Menyebut namamu pun masih terlalu menyakitkan, walau hanya diperbincangkan dalam canda. Aku ingin kau tak lagi hadir dalam hidupku. Walau dalam mimpi sekalipun. Setidaknya, begitulah caraku memaafkan segala yang kau dan wanita 20% mu itu lakukan padaku.
Mengganti nomor pribadi, nyatanya tidaklah cukup sukses menjauhkan aku dari segala kenang tentangmu. Aku tak pernah bisa menolak hadirmu dalam tidur malamku. Sgala hal yang ku lihat, ku dengar dan aku lakukan slalu saja berisi penuh bayang ingatan bersamamu. Semenyebalkan itukah sgala kenang bersamamu?! Terus menyakiti rasa dalam dadaku.
Aku tak menginginkan ini. Aku ingin ketenangan, bukan merasakan getirnya kenangan. Aku ingin semua berakhir, Tuhan. Seperti asa bersamanya, dulu.

Saturday 21 June 2014

Kebahagiaan Bunga Sakura

Posted by Nana W at 16:51 0 comments



Sakura
Siapa sih, yang nggak tahu jenis bunga yang begitu indah ini. Sakura merupakan bunga nasional di Jepang yang hanya mekar di musim semi, yaitu sekitar awal april hingga hingga akhir april. Aku menyukai bunga ini karena saat melihatnya aku merasa tenang, dan fresh. Saat membuka instagram, aku sering iseng searching dengan keyword cherryblossoms di bagian tags. Ratusan ribu gambar akan keluar dengan sendirinya. Beberapa diantaranya adalah seperti yang dibawah ini. 













Awalnya, aku pikir bunga sakura adalah bunga yang paling sempurna. Disukai oleh banyak orang, bentuknya yang indah, warnanya yang menawan, dan baunya yang wangi. Selain itu, ia juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan. Tapi ternyata, kata dosen ku yang pernah ke Jepang dan dosen yang asli orang Jepang, bunga sakura itu tidak berbau. Dari sini aku berpikir, bahwa Nothing is perfect. Bukan hanya manusia, tapi juga tumbuhan. Bukankah seharusnya dengan bentuk dan warna yang begitu menggoda, ia harusnya memiliki bau wangi yang menggoda?! I think that way. :D
Sakura hanya mekar dalam hitungan hari di sepanjang tahun. Karena itulah ia begitu dikagumi. Begitu dinanti-nantikan sepanjang tahun oleh penggemarnya. Di Jepang, sakura merupakan lambang dari perempuan, kehidupan, dan juga kematian. Ia juga merupakan simbol untuk mengekspresikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tak abadi. (sumber: wikipedia bebas)
Dari bunga sakura, aku belajar bahwa selama apapun panjangnya sebuah penantian, Tuhan tak akan membiarkan kita mendapatkan kehampaan. Seperti bunga sakura yang menunggu sepanjang tahun demi mekar sekian hari, semua terbayarkan dengan keindahannya saat mekar. Membuat orang lain bahagia, hanya dengan menikmati keindahannya. Padahal sepanjang penantiannya, ia tak pernah dilirik oleh orang. Ia hanya sebuah pohon yang dipenuhi daun. Terlihat tak berharga.
Kitapun harusnya begitu; tak mudah menyerah dalam sebuah penantian. Pada waktunya nanti, Tuhan akan memberikan sesuatu yang justru diluar dugaan kita. Sepanjang penantian memang bukanlah hal yang mudah; seringkali banyak orang memandang kita dengan sebelah mata. Merendahkan kita. Tapi percayalah. Selama kita berusaha, nothing impossible. Kita tunjukan pada mereka bahwaa kita tak seburuk yang mereka nilai. Tak serendah yang mereka pikir. Kita hebat!! Kita lebih dari sekedar biasa!!

image source : google n instagram

Friday 20 June 2014

Aku Belum Siap

Posted by Nana W at 00:16 0 comments


Malam ini begitu indah. Ribuan bintang di langit memancarkan cahayanya. Kunikmati kilauannya dari atas loteng bersama si manusia baru. Hal sederhana yang mampu melukis tawa sepanjang malam. Membuat hati penuh kegembiraan. Live music dari warung kopi dekat kostnya menambah hangat suasana. Tak ada mendung sedikitpun di atas sana. Aku menyukai ini. Menyukai langit berbintang.
Dalam hangat peluknya, aku menemukan kenyamanan baru. Tapi justru aku takut, terjebak terlalu dalam, pada sesuatu yang belum pasti. Dari sikapnya, sepertinya dia memang sayang. Berulang kali dia mengucap “Love you”, hanya mampu aku jawab dengan “Love me too”. Lagipula, ini masih terlalu cepat baginya mengucap kalimat sakral itu padaku, seseorang yang baru dkenalnya 2minggu; dengan jumlah pertemuan 3kali. Aku masih terlalu takut, untuk kembali mempercayai lelaki. Aku sudah bisa berdamai dengan cintaku yang sebelumnya; sisa-sisa rasa itu bahkan telah menguap. Seperti kapurbarus dalam lemari.
Jika boleh jujur, aku masih belum siap memiliki rasa kembali. Aku masih ingin bebas. Menikmati kesendirian, tanpa relationship. Aku belum siap untuk kembali mendapatkan luka. Hati ini butuh waktu, untuk bisa siap menerima cinta dan luka baru.

Thursday 19 June 2014

Kisah Tanpa Awal

Posted by Nana W at 01:09 0 comments

Malam ini hanya ada sedikit bintang di langit. Bulan tertutup awan mendung. Rintik gerimis perlahan mulai membasahi tanah yang kering, membuat perpaduan wangi hujan;  bau debu yang kerontang terkena sejuknya tetesan air dari langit. Menyebar ke segala penjuru, terbawa angin.
Ada rindu yang pulang, saat aku terdiam menikmati rintik hujan. Bukan pada mantan kekasih yang 2tahun menemani. Tapi pada seseorang yang begitu setia menemani, saat aku terpuruk karena tikaman pisau pengkhianatan. Dia yang melukis tawa dan pelangi di tiap hari-hariku sepanjang aku membuka mata; walau kebanyakan hanya melalui pesan singkat.
Rindu ini, hanya terobati dengan mencium dan memeluk baju yang (aku minta) ia tinggalkan untukku. Dengan wangi Polo Sport, yang aku beli tadi seusai santap malam; sesuai parfum yang biasa ia pakai. Aku menggilai aroma tubuhnya. Menggilai tiap dekap hangat dan kelembutan manis kecup bibirnya. Serta kenyamanan bagaimana dia memanjakanku.
Jujur, kini ia tak setampan dulu. Putih, manis dan mempesona. Kini ia item, tapi begitu dewasa. Setidaknya itu kesan yang aku dapat dari cara dia berfikir, dan bercerita saat Quality time di hari sebelum kepulangannya. Begitu berbeda, dengan ia yang kukenal 4tahun lalu.Tapi rasa itu masih tetap miliknya. Sama seperti 4tahun lalu. Tak ada yang berubah. Seperti masa depan hubungan ini. Tetap sama. Tanpa kejelasan; tanpa tujuan, apa lagi masa depan.
Kita, hanyalah 2 anak manusia yang mencoba saling memberi kenyamanan. Menciptakan bahagia, (berharap) tanpa memberi luka. Meski sebenarnya, aku paham betul; perpisahan kita suatu hari nanti, akan menjadi yang paling menyakitkan. Kisah tanpa awal ini, entah harus sampai kapan kita jalani; kita perjuangkan. Tak ada passion nyata yang membuatku bersemangat kala ragu datang menghampiri. Yang membuatku terus bertahan sampai detik ini adalah, bahwa hanya kamu yang mengerti aku begitu dalam. Memberi perlakuan yang begitu manis, yang diharapkan oleh setiap wanita. Kau yang selalu sukses meredam duka dengan tawa. Melelehkan tiap perthananan yang aku bangun. KAU.. selalu menjadi yang teristimewa di hatiku.

Wednesday 18 June 2014

Melodi pahit

Posted by Nana W at 01:06 0 comments


Siang ini tak terlalu terik. Tapi tetap saja,sukses membuat gerah. Terlebih suasana hati yang tak menentu seperti sekarang ini. Aku lelah!! Bertopeng ceria dibalik canda tawa. Kala rasa yang tak pernah kuingin kembali datang, menyusup masuk dalam dada.
Meski slalu kubungkam, ia selalu saja sukses menorobos masuk. Mengobrak-abrik apa-apa yang telah aku tatakan. Luka, rindu, dan sayang bercampur menjadi satu. Menjadi melodi yang terlalu menyakitkan untuk kembali di rasa. Nyatanya, berdamai dengan asa yang harusnya telah musnah bersama goresan luka penghianatan di hati,tak semudah kata yang terucap di bibir. Ikhlas tak bisa datang begitu saja. Seperti hal lainnya yang terjadi di dunia ini, ia butuh proses.
Aku tak ingin membencinya, pun perempuan itu. Meski hati ini telah remuk dibuatnya,aku tetap tak ingin mengotorinya dengan kebencian. Aku hanya ingin ikhlas, dengan belajar tak peduli. Dengan menghapus namanya dalam tiap doa yang kurapalkan. Dan menghilangkan kebiasaan melirik fotonya di kamar.
Kini semua foto kenangan selama 2tahun itu telah aku buang jauh. Tak ingin lagi aku melihat setumpuk kenangan dalam tiap folder yang ku susun dengan rapi. Bahkan untuk sekedar mengintip sekalipun. Barang-barang itu telah aku singkirkan. Meski tak aku buang. Boneka, jaket, baju, dan satu set meja berisi aquarium dan printer masih aku jaga dengan baik. Nanti, saat tiba waktunya, satu set meja itu akan aku kembalikan kepada pemiliknya. Meski tak sekarang.
Dan kenang, biarlah kenang. Tersisa dalam ingatan.semua yang telah usai biarlah berlalu. Akan kusambut dengan penuh keceriaan, cinta dan kisah baru. Pun lukanya.
 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting