Saturday 29 June 2019

Senja di Danau Biwa

Posted by Nana W at 05:44 0 comments







Sore itu, aku berjalan menyusuri setapak di tepi danau Biwa. Seorang diri, menatap kagum pada itik-itik yang berenang di danau. Tak dinginkah mereka? Sementara aku yang memakai jaket tebal pun masih menggigil diterpa kencangnya angin musim dingin. Ooh, barangkali mereka merasa hangat karena kebersamaan. 
Di tengah udara yang nyaris mendekati nol aku masih merasa kerasan menikmati suasa ini. Tempat ini terlalu nyaman untuk ditinggalkan. Sementara senja merona kemerahan, terlalu cantik untuk aku pergi beranjak. 

Ketenangan di antara suara ombak membuat segala kerumitan dalam hidup seketika hilang. Penat yang kubiarkan terus menumpuk seolah terangkat. Sementara sepi, ia masih setia menungguku kembali. Di sebuah kamar kecil selama 2tahun ini kami berteman begitu baik, hingga bersama menuliskan cerita tentang hidup yang terkadang mengundang tawa pilu di antara dinding-dinding kamar. 

Wednesday 19 June 2019

Tentang waktu

Posted by Nana W at 04:20 0 comments


Di antara begitu banyak hal dalam hidup, salah satu yang tak bisa kupahami hingga kini adalah TENTANG WAKTU.
Bagiku,waktu hanyalah Lima huruf yang terangkai menjadi satu kata, namun begitu rumit untuk coba kupahami. sesuatu yang saat coba kupahami justru melahirkan kian banyak tanda tanya. 
Waktu yang mampu mengubah dan  Menjungkirbalikkan keadaan segalanya dalam sekejap. Entah menjadi keadaan yang baik ataupun keadaan yang tak pernah kita harap. 
Waktu, ada kalanya ia terasa begitu cepat berlalu, ada kalanya ia terasa begitu lambat berjalan. Ada kalanya ia membuatku nyaris frustasi, ada kalanya ia membuat hidup seperti sebuah fantasi. Ada saat di mana seseorang yang sebelumnya bukan siapa-siapa kini justru menjadi yang paling kutunggu-tunggu kabarnya. Pun dengan seseorang yang sebelumnya tak pernah lepas dari pikiran, kini berubah menjadi begitu asing dalam ingatan. 
Ialah waktu, yang  sekejap mengubah tawa riang menjadi bulir-bulir air di mata mulai menggenang. Pun mengubah rindu menjadi ruang hampa yang tak terdifinisikan dengan kata.

Tuesday 18 June 2019

Sebuah catatan kecil

Posted by Nana W at 03:08 0 comments


Begitu banyak hal datang dan terjadi dalam hidup. Yang kau ingini yang tak kau ingini, yang membuatmu tertawa yang membuatmu berderai air mata, yang membuatmu bahagia yang membuatmu terluka. Kau melakukan kebaikan, menyakiti orang lain tanpa kau sadari, dan juga berbagai kesalahan. begitulah memang hidup. Semua tak selalu berada dalam garis yang kau ingini. 
Tapi percayalah, semua hal yang kau alami bukan tanpa rencana yang baik dari Tuhan. Kau melakukan kesalahan, kemudian terus mengingatnya agar tak lagi jatuh di lubang yang sama. Tuhan membuatmu kecewa agar kau hanya menggantungkan harapanmu pada~Nya dan lebih bijak mengendalikan harapan pada mahluk~Nya.  Selalu ada hal baik yang bisa kau ambil dari sgala kejadian dalam hidup. Bahkan meski itu hal yang paling menyakitkan sekalipun 

Monday 17 June 2019

Sepenggal kisah anak korban broken home (2)

Posted by Nana W at 03:55 0 comments

Mengawali pagi dengan tersenyum lebar. Menengadah ke arah langit biru setelah hujan berhari-hari. Menyadari, bahwa hidup tak akan selamanya muram. Pun selamanya menyenangkan. Kita butuh keduanya agar hidup lebih berwarna. Agar kita lebih memaknai tiap hembusan nafas yang Tuhan beri. 
Di antara cangkir kopi dan berbagai pikiran yang melayang, senyum itu perlahan mulai memudar. Tiba-tiba aku berusaha mengingat kenangan masa kecilku. Kenangan-kenangan yang perlahan mulai memudar seiring bertambahnya usia. Sejauh ini, aku tak punya ingatan tentang gambaran keluarga bahagia. Bahkan sesederhana kenangan tidur bersama ayah dan ibu. Bagaimana rasanya makanan yang disuapi ibu, bermain dan bercanda bersama ayah, atau sekedar merebahkan kepala di pangkuan ibu. Ohh sesederhana melewatkan hari-hari bersama ibu sepanjang tahun pun bahkan aku tak pernah merasakannya. 
Aku tau semua yang terjadi bukan sesuatu yang ada dalam kendaliku. Tapi aku tak pernah menyangka jika ini semua akan terasa lebih menyakitkan justru saat aku mulai dewasa. Selama ini aku pikir aku udah berhasil menyembuhkan luka batinku dengan belajar ikhlas dan memafkan semua yang terjadi. Tapi saat aku mengingat kembali semuanya, aku seperti merobek luka yang hanya kering di permukaan. Luka itu masih terlalu dalam.
Alih-alih merasa telah sembuh, aku justru membuat  Semuanya kembali terasa pedih. Terlalu menyakitkan, hingga aku tak mampu menahan sesak di dada. Hingga air mata pun mulai berhatuhan membasahi pipi. 

Sunday 16 June 2019

Sebuah cerita

Posted by Nana W at 06:17 0 comments


Tidak semua cerita patut untuk dibagikan. Beberapa cerita memang tercipta cukup untuk disimpan sendiri. Seperti halnya dengan ceritamu kali ini. Simpan saja baik-baik  dalam hatimu. Tak payah bercerita di mana pun pada siapapun. Bukankah selama ini kau sudah pandai menyimpan begitu banyak cerita?!  Pandai menyembunyikan segala rasa dan keluh kesah seorang diri?! hingga hatimu seolah menjadi yang paling tersembunyi. Hingga hatimu seolah menjadi yang paling rahasia dari siapapun?! 

Friday 14 June 2019

Tentang Kehilangan

Posted by Nana W at 18:43 0 comments
Kehilangan tak pernah terasa mudah bagi siapapun. Ia selalu menyisakan luka yang menyakitkan. Luka yang kian lama justru kian menggerogoti kedamaian hati. Luka yang tak bisa disembuhkan oleh waktu, tak bisa dihapus hanya dengan air mata dan dekapan orang terkasih. 
Sembuhlah dengan mengikhlaskan. Sembuhlah dengan memberikan doa terbaik bagi ia yang telah berpulang. 

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. 🙏

Sunday 9 June 2019

Apa itu rindu?

Posted by Nana W at 19:33 0 comments
Apa itu rindu? 
Apakah hangat pelukmu? Canda tawa? Atau wangi di tengkuk lehermu? 

Yang aku tau, perasan itu membuat dadaku sesak. Terlebih saat menyadari kenyataan bahwa KITA hanyalah ejaan yang ada dalam hati dan pikiranku. Tapi tak pernah kau aminkan. BERSAMA hanyalah harapan yang bahkan tak pernah kau pikirkan.
Aku dan kamu. Masa kini yang tak memiliki masa depan.  

Saturday 8 June 2019

Haruskah berakhir?

Posted by Nana W at 21:17 0 comments




Aku berjalan menyusuri sudut kota ini tanpa arah. Pikiranku masih sibuk  mencerna maksud perkataanmu malam tadi. Semuanya begitu tiba-tiba, hingga aku berharap itu tak benar-benar nyata. Ingin menyudahi semua ini, katamu?! 
Aku bertanya banyak hal padamu, tapi kau hanya tertunduk memandangi cangkir kopi yang tak lagi berisi. Apa yang salah denganku? Apa yang kurang dari perasaanku? Kenapa kau tiba-tiba berkata ingin pergi? Bukankah kita selama ini baik-baik saja? Ataukah hanya aku yang merasa jika semua baik-baik saja? Setidaknya katakan sedikit alasanmu agar aku bisa memahami keinginanmu untuk pergi. Melepasmu dengan tenang, jika memang itu yang membuatmu senang. 

Harusnya aku menyadari ini. Aku tidak hidup di dunia dongeng yang segalanya bisa berubah dalam semalam bak Cinderella. Segala canda tawa, peluk dan kecup, bunga dan coklat, malam-malam panjang yang kita habiskan bersama. Harusnya aku mengerti. Semua terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

Surat cinta untuk tubuh

Posted by Nana W at 05:35 0 comments



Heiii kamu, si tubuh mungil berkulit coklat. Pipi lebar idung pesek. Terimakasih selalu setia menemani di saat suka dan duka, yang selalu mencoba tegar meski seringkali dibikin ambyar oleh kenyataan dan harapan-harapan fana, yang tak menyerah meski kehidupan tak pernah mudah. 

Kamu emang nggak sempurna, tapi kamu menyempurnakan hidupku. Mata sabit yang sering kali hilang saat tertawa, kulit gelap badan kurus yang selalu jadi bahan tertawaan. Tak apa, aku akan tetap mencintaimu sampai akhir kehidupan. Mari terus bersahabat baik dengan membuat banyak kenangan indah bersama.  

Friday 7 June 2019

Idul Fitri ke Tiga di Jepang

Posted by Nana W at 05:34 0 comments

1 Syawal 1440H

Pagi itu langit mendung menyapa. Aku mulai menulis catatan ini saat masih jam 7 pagi. Masih pagi memang, tapi matahari sudah naik cukup tinggi. Wajar saja, Jepang kini mulai memasuki musim panas. Walaupun udara pagi masih cukup sejuk terasa.
Rabu, 5 Juni 2019, 1 Syawal 1440H. artinya hari ini adalah hari Kemenangan bagi kami umat muslim. Hari besar yang harusnya kami sambut dengan penuh suka cita setelah sebulan penuh menjalankan puasa. Hari di mana seharusnya kami berkumpul dengan keluarga di rumah dan menikmati obrolan hangat dengan tawa, sembari menyantap aneka masakan khas lebaran. Sementara di luar Gema takbir menggema sepanjang malam. 
Biasanya saat malam takbir ibu akan sibuk membersihkan rumah hingga dini hari. Menyapu dan mengepel lantai, memasang gorden yang baru saja selesai dilaundry. ohh dan juga menyiapkan aneka masakan dan kue lebaran. Sementara Aku? Aku biasanyy tak banyak membantu ibu. Aku hanya kebagian pekerjaan remeh temeh seperti mengisi toples dengan aneka kue lebaran lalu menatanya di atas meja ruang tamu. Fokus dengan tugas sambil sesekali menatap punggung ibu, mengamati wajahnya yang kini tak lagi muda, dalam diam. ia masih cantik. Selalu tampak cantik. Kecantikan yang tak ia wariskan padaku. 
Tapi tahun ini? Tahun ini adalah lebaran ke tiga ku di tempat berjarak ribuan kilometer dari rumah. iya, memang bukan yang pertama jadi harusnya aku mulai terbiasa. Tapi tetap saja, kesedihan itu tak mudah untuk ku abaikan. Ada rasa yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata, air mata yang begitu sulit kutahan. 

Kembali, aku mendekap erat perasaan itu dalam bulir air mata yang kusembunyikan di bawah bantal hingga terlelap. 

Sunday 2 June 2019

Wanita karir atau Ibu rumah tangga?

Posted by Nana W at 16:41 0 comments

Wanita karir atau ibu rumah tangga, menurutku pilihan yang sama-sama baik. Semua memiliki porsinya masing-masing, plus minus masing-masing. Jika kita memilih menjadi wanita karir, kita mungkin akan menjadi lebih mandiri dalam beberapa hal; termasuk keuangan. Tapi kita pun harus merelakan intensitas kebersamaan dengan suami, anak dan keluarga. Tingkat stress pun sudah pasti jauh lebih tinggi. 
Sementara jika memilih menjadi ibu rumah tangga, kita akan lebih banyak memiliki waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang si kecil, dan mengabdi sepenuhnya pada suami. TApi di sisi lain kita akan lebih bergantung dengan suami, dan mudah mengalami kebosanan karena rutinitas yang selalu sama.
Lalu bagaimana dengan aku? Aku ingin memilih jalan ke 2. Ibu rumah tangga. Aku adalah anak korban broken home yang kehilangan banyak momen kebersamaan ibu dan ayahku sejak kecil. Sebagai pelipur lara, aku tak ingin anakku kelak merasakan dan mengalami hal yang sama denganku. Aku ingin jadi orang yang pertama dilihatnya saat terbangun dari tidur, dan orang terakhir yang dikecupnya sebelum terlelap. Aku ingin menjadi teman terbaiknya, menjadi bagian dalam menyaksikan bagaimana ia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan. Aku ingin berbagi banyak hal dengannya, meluapkan segala kasih yang kumiliki. Melakukan berbagai hal yang menyenangkan bersama, hingga menikmati cangkir teh sore hari di beranda depan rumah sembari menantikan kepulangan ayahnya. 
Sesederhana itu. Inginku kelak. 
 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting