Thursday, 19 June 2014

Kisah Tanpa Awal

Posted by Nana W at 01:09

Malam ini hanya ada sedikit bintang di langit. Bulan tertutup awan mendung. Rintik gerimis perlahan mulai membasahi tanah yang kering, membuat perpaduan wangi hujan;  bau debu yang kerontang terkena sejuknya tetesan air dari langit. Menyebar ke segala penjuru, terbawa angin.
Ada rindu yang pulang, saat aku terdiam menikmati rintik hujan. Bukan pada mantan kekasih yang 2tahun menemani. Tapi pada seseorang yang begitu setia menemani, saat aku terpuruk karena tikaman pisau pengkhianatan. Dia yang melukis tawa dan pelangi di tiap hari-hariku sepanjang aku membuka mata; walau kebanyakan hanya melalui pesan singkat.
Rindu ini, hanya terobati dengan mencium dan memeluk baju yang (aku minta) ia tinggalkan untukku. Dengan wangi Polo Sport, yang aku beli tadi seusai santap malam; sesuai parfum yang biasa ia pakai. Aku menggilai aroma tubuhnya. Menggilai tiap dekap hangat dan kelembutan manis kecup bibirnya. Serta kenyamanan bagaimana dia memanjakanku.
Jujur, kini ia tak setampan dulu. Putih, manis dan mempesona. Kini ia item, tapi begitu dewasa. Setidaknya itu kesan yang aku dapat dari cara dia berfikir, dan bercerita saat Quality time di hari sebelum kepulangannya. Begitu berbeda, dengan ia yang kukenal 4tahun lalu.Tapi rasa itu masih tetap miliknya. Sama seperti 4tahun lalu. Tak ada yang berubah. Seperti masa depan hubungan ini. Tetap sama. Tanpa kejelasan; tanpa tujuan, apa lagi masa depan.
Kita, hanyalah 2 anak manusia yang mencoba saling memberi kenyamanan. Menciptakan bahagia, (berharap) tanpa memberi luka. Meski sebenarnya, aku paham betul; perpisahan kita suatu hari nanti, akan menjadi yang paling menyakitkan. Kisah tanpa awal ini, entah harus sampai kapan kita jalani; kita perjuangkan. Tak ada passion nyata yang membuatku bersemangat kala ragu datang menghampiri. Yang membuatku terus bertahan sampai detik ini adalah, bahwa hanya kamu yang mengerti aku begitu dalam. Memberi perlakuan yang begitu manis, yang diharapkan oleh setiap wanita. Kau yang selalu sukses meredam duka dengan tawa. Melelehkan tiap perthananan yang aku bangun. KAU.. selalu menjadi yang teristimewa di hatiku.

0 comments:

Post a Comment

 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting