Sayang,
kisah kita telah usai. setidaknya beberapa bulan lalu. Luka yang kau toreh
masih terlalu basah. Menyebut namamu pun masih terlalu menyakitkan, walau hanya
diperbincangkan dalam canda. Aku ingin kau tak lagi hadir dalam hidupku. Walau dalam
mimpi sekalipun. Setidaknya, begitulah caraku memaafkan segala yang kau dan wanita
20% mu itu lakukan padaku.
Mengganti
nomor pribadi, nyatanya tidaklah cukup sukses menjauhkan aku dari segala kenang
tentangmu. Aku tak pernah bisa menolak hadirmu dalam tidur malamku. Sgala hal
yang ku lihat, ku dengar dan aku lakukan slalu saja berisi penuh bayang ingatan
bersamamu. Semenyebalkan itukah sgala kenang bersamamu?! Terus menyakiti rasa
dalam dadaku.
Aku tak
menginginkan ini. Aku ingin ketenangan, bukan merasakan getirnya kenangan. Aku
ingin semua berakhir, Tuhan. Seperti asa bersamanya, dulu.
Friday, 27 June 2014
Saturday, 21 June 2014
Kebahagiaan Bunga Sakura
Sakura
Siapa sih, yang nggak tahu jenis bunga yang begitu indah
ini. Sakura merupakan bunga nasional di Jepang yang hanya mekar di musim semi,
yaitu sekitar awal april hingga hingga akhir april. Aku menyukai bunga ini
karena saat melihatnya aku merasa tenang, dan fresh. Saat membuka instagram,
aku sering iseng searching dengan keyword cherryblossoms di bagian tags. Ratusan
ribu gambar akan keluar dengan sendirinya. Beberapa diantaranya adalah seperti
yang dibawah ini.
Awalnya, aku pikir bunga sakura adalah bunga yang paling
sempurna. Disukai oleh banyak orang, bentuknya yang indah, warnanya yang
menawan, dan baunya yang wangi. Selain itu, ia juga bisa diolah menjadi
berbagai jenis makanan. Tapi ternyata, kata dosen ku yang pernah ke Jepang dan
dosen yang asli orang Jepang, bunga sakura itu tidak berbau. Dari sini aku
berpikir, bahwa Nothing is perfect. Bukan hanya manusia, tapi juga tumbuhan. Bukankah
seharusnya dengan bentuk dan warna yang begitu menggoda, ia harusnya memiliki
bau wangi yang menggoda?! I think that way. :D
Sakura hanya mekar dalam hitungan hari di sepanjang tahun.
Karena itulah ia begitu dikagumi. Begitu dinanti-nantikan sepanjang tahun oleh
penggemarnya. Di Jepang, sakura merupakan lambang dari perempuan, kehidupan, dan
juga kematian. Ia juga merupakan simbol untuk mengekspresikan ikatan antarmanusia,
keberanian, kesedihan dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk
ciri-ciri kehidupan yang tak abadi. (sumber: wikipedia bebas)
Dari bunga sakura, aku belajar bahwa selama apapun panjangnya
sebuah penantian, Tuhan tak akan membiarkan kita mendapatkan kehampaan. Seperti
bunga sakura yang menunggu sepanjang tahun demi mekar sekian hari, semua
terbayarkan dengan keindahannya saat mekar. Membuat orang lain bahagia, hanya
dengan menikmati keindahannya. Padahal sepanjang penantiannya, ia tak pernah
dilirik oleh orang. Ia hanya sebuah pohon yang dipenuhi daun. Terlihat tak
berharga.
Kitapun harusnya begitu; tak mudah menyerah dalam sebuah
penantian. Pada waktunya nanti, Tuhan akan memberikan sesuatu yang justru
diluar dugaan kita. Sepanjang penantian memang bukanlah hal yang mudah;
seringkali banyak orang memandang kita dengan sebelah mata. Merendahkan kita. Tapi
percayalah. Selama kita berusaha, nothing impossible. Kita tunjukan pada mereka
bahwaa kita tak seburuk yang mereka nilai. Tak serendah yang mereka pikir. Kita
hebat!! Kita lebih dari sekedar biasa!!
image source : google n instagram
Categories
Sebuah cerita
Friday, 20 June 2014
Aku Belum Siap
Malam ini begitu indah. Ribuan
bintang di langit memancarkan cahayanya. Kunikmati kilauannya dari atas loteng
bersama si manusia baru. Hal sederhana yang mampu melukis tawa sepanjang malam.
Membuat hati penuh kegembiraan. Live music dari warung kopi dekat kostnya
menambah hangat suasana. Tak ada mendung sedikitpun di atas sana. Aku menyukai
ini. Menyukai langit berbintang.
Dalam hangat peluknya, aku
menemukan kenyamanan baru. Tapi justru aku takut, terjebak terlalu dalam, pada
sesuatu yang belum pasti. Dari sikapnya, sepertinya dia memang sayang. Berulang
kali dia mengucap “Love you”, hanya mampu aku jawab dengan “Love me too”. Lagipula,
ini masih terlalu cepat baginya mengucap kalimat sakral itu padaku, seseorang
yang baru dkenalnya 2minggu; dengan jumlah pertemuan 3kali. Aku masih terlalu
takut, untuk kembali mempercayai lelaki. Aku sudah bisa berdamai dengan cintaku
yang sebelumnya; sisa-sisa rasa itu bahkan telah menguap. Seperti kapurbarus
dalam lemari.
Jika boleh jujur, aku masih
belum siap memiliki rasa kembali. Aku masih ingin bebas. Menikmati kesendirian,
tanpa relationship. Aku belum siap untuk kembali mendapatkan luka. Hati ini
butuh waktu, untuk bisa siap menerima cinta dan luka baru.
Categories
CINTA,
Kopi Cinta,
Perihal Hati yang Patah
Thursday, 19 June 2014
Kisah Tanpa Awal
Malam ini hanya ada
sedikit bintang di langit. Bulan tertutup awan mendung. Rintik gerimis perlahan
mulai membasahi tanah yang kering, membuat perpaduan wangi hujan; bau debu yang kerontang terkena sejuknya
tetesan air dari langit. Menyebar ke segala penjuru, terbawa angin.
Ada rindu yang pulang,
saat aku terdiam menikmati rintik hujan. Bukan pada mantan kekasih yang 2tahun
menemani. Tapi pada seseorang yang begitu setia menemani, saat aku terpuruk
karena tikaman pisau pengkhianatan. Dia yang melukis tawa dan pelangi di tiap
hari-hariku sepanjang aku membuka mata; walau kebanyakan hanya melalui pesan
singkat.
Rindu ini, hanya terobati
dengan mencium dan memeluk baju yang (aku minta) ia tinggalkan untukku. Dengan wangi
Polo Sport, yang aku beli tadi seusai santap malam; sesuai parfum yang biasa ia
pakai. Aku menggilai aroma tubuhnya. Menggilai tiap dekap hangat dan kelembutan
manis kecup bibirnya. Serta kenyamanan bagaimana dia memanjakanku.
Jujur, kini ia tak
setampan dulu. Putih, manis dan mempesona. Kini ia item, tapi begitu dewasa. Setidaknya
itu kesan yang aku dapat dari cara dia berfikir, dan bercerita saat Quality
time di hari sebelum kepulangannya. Begitu berbeda, dengan ia yang kukenal
4tahun lalu.Tapi rasa itu masih tetap miliknya. Sama seperti 4tahun lalu. Tak ada
yang berubah. Seperti masa depan hubungan ini. Tetap sama. Tanpa kejelasan;
tanpa tujuan, apa lagi masa depan.
Kita, hanyalah 2 anak
manusia yang mencoba saling memberi kenyamanan. Menciptakan bahagia, (berharap)
tanpa memberi luka. Meski sebenarnya, aku paham betul; perpisahan kita suatu
hari nanti, akan menjadi yang paling menyakitkan. Kisah tanpa awal ini, entah
harus sampai kapan kita jalani; kita perjuangkan. Tak ada passion nyata yang
membuatku bersemangat kala ragu datang menghampiri. Yang membuatku terus
bertahan sampai detik ini adalah, bahwa hanya kamu yang mengerti aku begitu
dalam. Memberi perlakuan yang begitu manis, yang diharapkan oleh setiap wanita.
Kau yang selalu sukses meredam duka dengan tawa. Melelehkan tiap perthananan
yang aku bangun. KAU.. selalu menjadi yang teristimewa di hatiku.
Categories
CINTA,
Kopi Cinta,
Perihal Hati yang Patah
Wednesday, 18 June 2014
Melodi pahit
Siang ini tak
terlalu terik. Tapi tetap saja,sukses membuat gerah. Terlebih suasana hati yang
tak menentu seperti sekarang ini. Aku lelah!! Bertopeng ceria dibalik canda
tawa. Kala rasa yang tak pernah kuingin kembali datang, menyusup masuk dalam
dada.
Meski slalu
kubungkam, ia selalu saja sukses menorobos masuk. Mengobrak-abrik apa-apa yang
telah aku tatakan. Luka, rindu, dan sayang bercampur menjadi satu. Menjadi melodi
yang terlalu menyakitkan untuk kembali di rasa. Nyatanya, berdamai dengan asa
yang harusnya telah musnah bersama goresan luka penghianatan di hati,tak
semudah kata yang terucap di bibir. Ikhlas tak bisa datang begitu saja. Seperti
hal lainnya yang terjadi di dunia ini, ia butuh proses.
Aku tak ingin
membencinya, pun perempuan itu. Meski hati ini telah remuk dibuatnya,aku tetap
tak ingin mengotorinya dengan kebencian. Aku hanya ingin ikhlas, dengan belajar
tak peduli. Dengan menghapus namanya dalam tiap doa yang kurapalkan. Dan menghilangkan
kebiasaan melirik fotonya di kamar.
Kini semua foto
kenangan selama 2tahun itu telah aku buang jauh. Tak ingin lagi aku melihat
setumpuk kenangan dalam tiap folder yang ku susun dengan rapi. Bahkan untuk
sekedar mengintip sekalipun. Barang-barang itu telah aku singkirkan. Meski tak
aku buang. Boneka, jaket, baju, dan satu set meja berisi aquarium dan printer
masih aku jaga dengan baik. Nanti, saat tiba waktunya, satu set meja itu akan
aku kembalikan kepada pemiliknya. Meski tak sekarang.
Dan kenang,
biarlah kenang. Tersisa dalam ingatan.semua yang telah usai biarlah berlalu. Akan
kusambut dengan penuh keceriaan, cinta dan kisah baru. Pun lukanya.
Categories
CINTA,
Kopi Cinta,
Perihal Hati yang Patah
Subscribe to:
Posts (Atom)