Saturday, 13 July 2019

Tentang PRASANGKA

Posted by Nana W at 18:14 0 comments
Gifu, 11 Juli 2019 

Hari ini, seseorang menyapaku dengan meminta izin menanyakan hal yang sensitif. Akupun mengiyakan, meski sejujurnya sedikit cemas. Apa gerangn yang ingin ia tanyakan? Tak selang berapa lama, notifikasi pesan balasan darinya masuk. Pesan itu kurang lebih berbunyi seperti ini ''Na?  Selama ini apa Nana tak merasa jika orang-orang di sekeliling Nana tak suka sama Nana? Karena aku pun demikian''. DEGG! Aku sempat tertegun membaca pesan itu. Memastikan bahwa aku tak salah mengeja huruf yang tertulis di sana. Aku pun menarik nafas panjang, lalu mulai menata kata demi kata untuk menjawab pertanyaan itu. 
Masing-masing orang memiliki hak untuk merasa suka atau tidak suka pada sesuatu, pada seseorang. Begitupun dengan kalian. Dan juga, bukan kapasitasku buat bikin semua orang di sekelilingku menyukaiku. Selama tidak saling merugikan satu sama lain, itu bukanlah suatu masalah yang berarti. Toh selama ini pun kita hidup di jalan masing-masing tanpa masalah. begitu kira-kira jawaban yang aku tulis untuk menjawab pertanyaan darinya. 
Ia pun kemudian menjelaskan kenapa ia tak suka padaku. ''PRASANGKA''. itulah inti dari pesan panjang yang ia tuliskan. Prasangka yang terus dipupuk menumbuhkan penyakit hati dalam diri mereka. Padahal sebenernya, yang mereka duga itu sama sekali berbeda dengn kenyataan yang ada. 
Orang-orang di sekelilingku mungkin merasa aku yang menjadi kesayangan atasan, tak pernah dimarahi meski melakukan kesalahan. Sementara mereka, akan habis diterkam walau hanya melakukan kesalahan kecil. Padahal kenyataannya adalah aku pun mengalami hal yang sama sebelumnya. Jauh sebelum kini. Hanya saja, aku mendekap erat semua kesalahan dan kemarahan yang aku terima seorang diri. Tak ada yang tahu, karena aku tahu mereka pun takkan peduli. Aku bisa berkomunikasi dengan baik di sini, jadi aku tak butuh bantuan penerjemah. Dan lagi, aku selalu berusaha untuk tak mengulang kesalahan yang sama, pun berhati-hati dalam mengambil keputusan. 
Seburuk apapun sifatku, aku bukanlah tipe orang yang hidup dengan melontarkan kejelekkan orang lain di depan atasan. Seburuk apapun perlakuan mereka terhadapku, aku tak dididik untuk menjadi pecundang. Ibuku menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam hidup dengan begitu baik. Dan aku bangga akan hal itu.
Terkadang, kenyataan yang terungkap dari pengakuan seseorang memang terasa menyakitian. Tapi bukankah sepahit-pahitnya kejujuran akan selalu terasa lebih baik dari kebohongan yang manis?!  

Saturday, 29 June 2019

Senja di Danau Biwa

Posted by Nana W at 05:44 0 comments







Sore itu, aku berjalan menyusuri setapak di tepi danau Biwa. Seorang diri, menatap kagum pada itik-itik yang berenang di danau. Tak dinginkah mereka? Sementara aku yang memakai jaket tebal pun masih menggigil diterpa kencangnya angin musim dingin. Ooh, barangkali mereka merasa hangat karena kebersamaan. 
Di tengah udara yang nyaris mendekati nol aku masih merasa kerasan menikmati suasa ini. Tempat ini terlalu nyaman untuk ditinggalkan. Sementara senja merona kemerahan, terlalu cantik untuk aku pergi beranjak. 

Ketenangan di antara suara ombak membuat segala kerumitan dalam hidup seketika hilang. Penat yang kubiarkan terus menumpuk seolah terangkat. Sementara sepi, ia masih setia menungguku kembali. Di sebuah kamar kecil selama 2tahun ini kami berteman begitu baik, hingga bersama menuliskan cerita tentang hidup yang terkadang mengundang tawa pilu di antara dinding-dinding kamar. 

Wednesday, 19 June 2019

Tentang waktu

Posted by Nana W at 04:20 0 comments


Di antara begitu banyak hal dalam hidup, salah satu yang tak bisa kupahami hingga kini adalah TENTANG WAKTU.
Bagiku,waktu hanyalah Lima huruf yang terangkai menjadi satu kata, namun begitu rumit untuk coba kupahami. sesuatu yang saat coba kupahami justru melahirkan kian banyak tanda tanya. 
Waktu yang mampu mengubah dan  Menjungkirbalikkan keadaan segalanya dalam sekejap. Entah menjadi keadaan yang baik ataupun keadaan yang tak pernah kita harap. 
Waktu, ada kalanya ia terasa begitu cepat berlalu, ada kalanya ia terasa begitu lambat berjalan. Ada kalanya ia membuatku nyaris frustasi, ada kalanya ia membuat hidup seperti sebuah fantasi. Ada saat di mana seseorang yang sebelumnya bukan siapa-siapa kini justru menjadi yang paling kutunggu-tunggu kabarnya. Pun dengan seseorang yang sebelumnya tak pernah lepas dari pikiran, kini berubah menjadi begitu asing dalam ingatan. 
Ialah waktu, yang  sekejap mengubah tawa riang menjadi bulir-bulir air di mata mulai menggenang. Pun mengubah rindu menjadi ruang hampa yang tak terdifinisikan dengan kata.

Tuesday, 18 June 2019

Sebuah catatan kecil

Posted by Nana W at 03:08 0 comments


Begitu banyak hal datang dan terjadi dalam hidup. Yang kau ingini yang tak kau ingini, yang membuatmu tertawa yang membuatmu berderai air mata, yang membuatmu bahagia yang membuatmu terluka. Kau melakukan kebaikan, menyakiti orang lain tanpa kau sadari, dan juga berbagai kesalahan. begitulah memang hidup. Semua tak selalu berada dalam garis yang kau ingini. 
Tapi percayalah, semua hal yang kau alami bukan tanpa rencana yang baik dari Tuhan. Kau melakukan kesalahan, kemudian terus mengingatnya agar tak lagi jatuh di lubang yang sama. Tuhan membuatmu kecewa agar kau hanya menggantungkan harapanmu pada~Nya dan lebih bijak mengendalikan harapan pada mahluk~Nya.  Selalu ada hal baik yang bisa kau ambil dari sgala kejadian dalam hidup. Bahkan meski itu hal yang paling menyakitkan sekalipun 

Monday, 17 June 2019

Sepenggal kisah anak korban broken home (2)

Posted by Nana W at 03:55 0 comments

Mengawali pagi dengan tersenyum lebar. Menengadah ke arah langit biru setelah hujan berhari-hari. Menyadari, bahwa hidup tak akan selamanya muram. Pun selamanya menyenangkan. Kita butuh keduanya agar hidup lebih berwarna. Agar kita lebih memaknai tiap hembusan nafas yang Tuhan beri. 
Di antara cangkir kopi dan berbagai pikiran yang melayang, senyum itu perlahan mulai memudar. Tiba-tiba aku berusaha mengingat kenangan masa kecilku. Kenangan-kenangan yang perlahan mulai memudar seiring bertambahnya usia. Sejauh ini, aku tak punya ingatan tentang gambaran keluarga bahagia. Bahkan sesederhana kenangan tidur bersama ayah dan ibu. Bagaimana rasanya makanan yang disuapi ibu, bermain dan bercanda bersama ayah, atau sekedar merebahkan kepala di pangkuan ibu. Ohh sesederhana melewatkan hari-hari bersama ibu sepanjang tahun pun bahkan aku tak pernah merasakannya. 
Aku tau semua yang terjadi bukan sesuatu yang ada dalam kendaliku. Tapi aku tak pernah menyangka jika ini semua akan terasa lebih menyakitkan justru saat aku mulai dewasa. Selama ini aku pikir aku udah berhasil menyembuhkan luka batinku dengan belajar ikhlas dan memafkan semua yang terjadi. Tapi saat aku mengingat kembali semuanya, aku seperti merobek luka yang hanya kering di permukaan. Luka itu masih terlalu dalam.
Alih-alih merasa telah sembuh, aku justru membuat  Semuanya kembali terasa pedih. Terlalu menyakitkan, hingga aku tak mampu menahan sesak di dada. Hingga air mata pun mulai berhatuhan membasahi pipi. 

Sunday, 16 June 2019

Sebuah cerita

Posted by Nana W at 06:17 0 comments


Tidak semua cerita patut untuk dibagikan. Beberapa cerita memang tercipta cukup untuk disimpan sendiri. Seperti halnya dengan ceritamu kali ini. Simpan saja baik-baik  dalam hatimu. Tak payah bercerita di mana pun pada siapapun. Bukankah selama ini kau sudah pandai menyimpan begitu banyak cerita?!  Pandai menyembunyikan segala rasa dan keluh kesah seorang diri?! hingga hatimu seolah menjadi yang paling tersembunyi. Hingga hatimu seolah menjadi yang paling rahasia dari siapapun?! 

Friday, 14 June 2019

Tentang Kehilangan

Posted by Nana W at 18:43 0 comments
Kehilangan tak pernah terasa mudah bagi siapapun. Ia selalu menyisakan luka yang menyakitkan. Luka yang kian lama justru kian menggerogoti kedamaian hati. Luka yang tak bisa disembuhkan oleh waktu, tak bisa dihapus hanya dengan air mata dan dekapan orang terkasih. 
Sembuhlah dengan mengikhlaskan. Sembuhlah dengan memberikan doa terbaik bagi ia yang telah berpulang. 

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. 🙏

Sunday, 9 June 2019

Apa itu rindu?

Posted by Nana W at 19:33 0 comments
Apa itu rindu? 
Apakah hangat pelukmu? Canda tawa? Atau wangi di tengkuk lehermu? 

Yang aku tau, perasan itu membuat dadaku sesak. Terlebih saat menyadari kenyataan bahwa KITA hanyalah ejaan yang ada dalam hati dan pikiranku. Tapi tak pernah kau aminkan. BERSAMA hanyalah harapan yang bahkan tak pernah kau pikirkan.
Aku dan kamu. Masa kini yang tak memiliki masa depan.  

Saturday, 8 June 2019

Haruskah berakhir?

Posted by Nana W at 21:17 0 comments




Aku berjalan menyusuri sudut kota ini tanpa arah. Pikiranku masih sibuk  mencerna maksud perkataanmu malam tadi. Semuanya begitu tiba-tiba, hingga aku berharap itu tak benar-benar nyata. Ingin menyudahi semua ini, katamu?! 
Aku bertanya banyak hal padamu, tapi kau hanya tertunduk memandangi cangkir kopi yang tak lagi berisi. Apa yang salah denganku? Apa yang kurang dari perasaanku? Kenapa kau tiba-tiba berkata ingin pergi? Bukankah kita selama ini baik-baik saja? Ataukah hanya aku yang merasa jika semua baik-baik saja? Setidaknya katakan sedikit alasanmu agar aku bisa memahami keinginanmu untuk pergi. Melepasmu dengan tenang, jika memang itu yang membuatmu senang. 

Harusnya aku menyadari ini. Aku tidak hidup di dunia dongeng yang segalanya bisa berubah dalam semalam bak Cinderella. Segala canda tawa, peluk dan kecup, bunga dan coklat, malam-malam panjang yang kita habiskan bersama. Harusnya aku mengerti. Semua terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

Surat cinta untuk tubuh

Posted by Nana W at 05:35 0 comments



Heiii kamu, si tubuh mungil berkulit coklat. Pipi lebar idung pesek. Terimakasih selalu setia menemani di saat suka dan duka, yang selalu mencoba tegar meski seringkali dibikin ambyar oleh kenyataan dan harapan-harapan fana, yang tak menyerah meski kehidupan tak pernah mudah. 

Kamu emang nggak sempurna, tapi kamu menyempurnakan hidupku. Mata sabit yang sering kali hilang saat tertawa, kulit gelap badan kurus yang selalu jadi bahan tertawaan. Tak apa, aku akan tetap mencintaimu sampai akhir kehidupan. Mari terus bersahabat baik dengan membuat banyak kenangan indah bersama.  

Friday, 7 June 2019

Idul Fitri ke Tiga di Jepang

Posted by Nana W at 05:34 0 comments

1 Syawal 1440H

Pagi itu langit mendung menyapa. Aku mulai menulis catatan ini saat masih jam 7 pagi. Masih pagi memang, tapi matahari sudah naik cukup tinggi. Wajar saja, Jepang kini mulai memasuki musim panas. Walaupun udara pagi masih cukup sejuk terasa.
Rabu, 5 Juni 2019, 1 Syawal 1440H. artinya hari ini adalah hari Kemenangan bagi kami umat muslim. Hari besar yang harusnya kami sambut dengan penuh suka cita setelah sebulan penuh menjalankan puasa. Hari di mana seharusnya kami berkumpul dengan keluarga di rumah dan menikmati obrolan hangat dengan tawa, sembari menyantap aneka masakan khas lebaran. Sementara di luar Gema takbir menggema sepanjang malam. 
Biasanya saat malam takbir ibu akan sibuk membersihkan rumah hingga dini hari. Menyapu dan mengepel lantai, memasang gorden yang baru saja selesai dilaundry. ohh dan juga menyiapkan aneka masakan dan kue lebaran. Sementara Aku? Aku biasanyy tak banyak membantu ibu. Aku hanya kebagian pekerjaan remeh temeh seperti mengisi toples dengan aneka kue lebaran lalu menatanya di atas meja ruang tamu. Fokus dengan tugas sambil sesekali menatap punggung ibu, mengamati wajahnya yang kini tak lagi muda, dalam diam. ia masih cantik. Selalu tampak cantik. Kecantikan yang tak ia wariskan padaku. 
Tapi tahun ini? Tahun ini adalah lebaran ke tiga ku di tempat berjarak ribuan kilometer dari rumah. iya, memang bukan yang pertama jadi harusnya aku mulai terbiasa. Tapi tetap saja, kesedihan itu tak mudah untuk ku abaikan. Ada rasa yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata, air mata yang begitu sulit kutahan. 

Kembali, aku mendekap erat perasaan itu dalam bulir air mata yang kusembunyikan di bawah bantal hingga terlelap. 

Sunday, 2 June 2019

Wanita karir atau Ibu rumah tangga?

Posted by Nana W at 16:41 0 comments

Wanita karir atau ibu rumah tangga, menurutku pilihan yang sama-sama baik. Semua memiliki porsinya masing-masing, plus minus masing-masing. Jika kita memilih menjadi wanita karir, kita mungkin akan menjadi lebih mandiri dalam beberapa hal; termasuk keuangan. Tapi kita pun harus merelakan intensitas kebersamaan dengan suami, anak dan keluarga. Tingkat stress pun sudah pasti jauh lebih tinggi. 
Sementara jika memilih menjadi ibu rumah tangga, kita akan lebih banyak memiliki waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang si kecil, dan mengabdi sepenuhnya pada suami. TApi di sisi lain kita akan lebih bergantung dengan suami, dan mudah mengalami kebosanan karena rutinitas yang selalu sama.
Lalu bagaimana dengan aku? Aku ingin memilih jalan ke 2. Ibu rumah tangga. Aku adalah anak korban broken home yang kehilangan banyak momen kebersamaan ibu dan ayahku sejak kecil. Sebagai pelipur lara, aku tak ingin anakku kelak merasakan dan mengalami hal yang sama denganku. Aku ingin jadi orang yang pertama dilihatnya saat terbangun dari tidur, dan orang terakhir yang dikecupnya sebelum terlelap. Aku ingin menjadi teman terbaiknya, menjadi bagian dalam menyaksikan bagaimana ia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan. Aku ingin berbagi banyak hal dengannya, meluapkan segala kasih yang kumiliki. Melakukan berbagai hal yang menyenangkan bersama, hingga menikmati cangkir teh sore hari di beranda depan rumah sembari menantikan kepulangan ayahnya. 
Sesederhana itu. Inginku kelak. 

Wednesday, 29 May 2019

Tanpa judul

Posted by Nana W at 20:34 1 comments
Dinginnya udara malam tak mampu memadamkan hangatnya ingatan saat bersama orang-orang terkasih. Pun dengan panas teriknya siang hari, tak cukup menghangatkan rindu dan sepi yang membuat beku. 
Aku, kesendirian yang selalu berteman sepi di antara dinding-dinding sempit kamar asrama. Aku, air mata yang mengering diseka udara dingin. Dan aku, adalah yang selalu mencoba kuat dan tegar sepanjang hari tapi selalu rapuh menghadapi gelapnya malam. 

Ingin rasanya segera kuakhiri perjalanan panjang ini. Kemudian  terlelap dalam hangatnya pelukan ibu dan melupakan segala mimpi burukku. Ingin ku segera hilang dan tersesat dalam tawa riang sahabat-sahabat terkasih. Hingga aku lupa bahwa aku pernah meredam tangis di bawah bantal hingga tertidur sampai pagi. 

Sunday, 17 March 2019

Arti kata TUMAN dalam bahasa Jawa

Posted by Nana W at 20:27 0 comments
Dalam bahasa Jawa ngapak tuman bisa diartikan kebiasaan dalam makna yang negatif. 
Misal
1. 
A: nyong loh bocaeh nek ora dikeloni ora gelem turu (aku looh, punya anak kalo nggak dikelonin nggak mau tidur)

B: aja dibiasakna mulane. Tuman (makanya jangan dibiasain. Kebiasaan)

2. 
Y: kue angger njagong samparane sing sae. Tuman  (itu kalo duduk kakinya yang bener. Kebiasaan)

3. 
Z: bocah koh nek diomongi njawali bae. Tuman (ini anak kalo dibilangin kok ngejawab mulu. Kebiasaan )

Monday, 4 March 2019

Aku kau dan kursi pojok warung kopi

Posted by Nana W at 19:13 0 comments


Di sebuah warung kopi yang tak terlalu besar, aku kembali bertemu dengannya. Seperti biasanya, kami memilih tempat duduk di pojok ruangan. Dengan kursi empuk yang begitu nyaman untuk diduduki. Ia duduk di sebelah kananku, sementara sebelah kiri adalah jendela besar yang menghadap langsung ke jalan. 
Seperti di pertemuan lainnya, tanpa jengah aku terus memandanginya. Mendengarkan dia bercerita tentang hari-harinya. Bagaimana teman-temannya seringkali bertingkah konyol untuk menghapus kebosanan. Senyumnya merekah bagai bunga mawar yang baru mekar di pagi hari. Sinar matanya yang teduh membuatku jatuh lebih dalam pada hatinya. Lesung pipitnya yang sesekali nampak menambah keindahan senyum di bibirnya. Ahh Tuhan begitu baik padamu hingga menganugerahkan wajah yang rupawan seperti hatimu. 
Rasanya aku hampir gila saat terpisah jauh darimu. Segala hal tentangmu tak pernah pergi dari ingatanku sepanjang 24/7. Bagaimana tanganmu selalu membelai lembut wajahku, mengusap kepalaku, menyeka makanan yang menempel di bibirku. Hal-hal kecil yang kau lakukan adalah semesta kebahagiaan bagiku. 

Kamu, yang namanya tak pernah absen dalam tiap rapalan doa-doaku. Aku takkan mengkhawatirkan apapun yang akan terjadi kelak antara kita. Tapi yang jelas aku kan tetap bersyukur untuk kesempatan ini. Kesempatan bertemu denganmu, berbagi tangis dan tawa, berbagi rindu di antara jarak, pun kesempatan mencintai dan dicintai. 

Thursday, 21 February 2019

Gadis kecil bernama Mariam

Posted by Nana W at 12:46 0 comments
Nara Station 21 February 13:12 
Ini adalah hari ke duaku di Nara, sekaligus hari terakhir. Yaaa, aku bersiap untuk kembali kedunia nyata. Kereta yang akan membawaku menuju Kyoto masih 10menit lagi. Jadi aku memutuskan untuk menunggu di lantai bawah, karena udara di luar terlalu dingin. 



Aku duduk di kursi tunggu tepat di  samping elevator. Sebelah kananku adalah tangga peron pemberangkatan no 4-5menuju Kyoto. Tepat di sebelah kanan tangga terdapat  toilet wanita, dan sebelahnya lagi toilet pria. 
Beberapa saat setelah duduk datang seorang wanita berhijab hijau dengan long coat berwarna abu. Wajahnya khas orang melayu. Yaa, dia orang Malaysia yang tengah berlibur menikmati musim dingin di Jepang. Ia datang bersama suami, ayah dan ibunya. Dalam gendongannya,ada seorang anak perempuan yang aku perkirakan usianya tak lebih dari 1tahun. Si gadis kecil berhidung mancung, bibir mungil, mata besar berbinar dengan bulu mata nan lentik, dan pipi membulat bagai bakpao. Ia mengenakan jaket tebal berwarna hijau muda. Udara dingin membuat ingusnya terus mengalir. Bahkan hampir menyentuh bibir atas nya. 
Si cantik bernama Mariam ini tengah asik menikmati cookies. Sepertinya ia baru mulai memakan cookies belum lama ini. Aku berpikir demikian karena giginya yang baru tumbuh beberapa. Ia terus asik menikmati camilannya tanpa menghiraukan sekitar. Tapi ia sempat beberapa kali tertawa ke arahku saat aku bermain peek a boo dengannya. Ahhh si Mariam ini lucu sekali. Menggemaskan. 
Setelah beberapa menit duduk bersama akhirnya Mariam dan keluarganya beranjak. Mereka berencana melanjutkan perjalanan ke Osaka. Sementara aku akan pulang dengan rute melewati Kyoto. 

Selamat berlibur Mariam. Senang bertemu denganmu, walaupun hanya sebuah pertemuan yang amat singkat. 

Wednesday, 20 February 2019

Selamat ulang tahun, diri sendiri

Posted by Nana W at 08:54 4 comments
Kyoto, 20February 2019 10:06


Sejak semalam hingga pagi tadi hujan terus turun tanpa henti. Tak terlalu deras, tapi cukup untuk membuat kepalamu sakit jika berada di luar tanpa payung selama lima menit. Udara di sini tak terlalu dingin, jadi aku merasa cukup menikmati perjalanan pagi ini. 
Aku mengawali pagiku dengan sebuah ucapan selamat ulang tahun dari ibuku. Iyaa, ini adalah hari ulang tahunku yang ke dua puluh sekian. Setiap tahun di tanggal yang sama, ibu selalu menjadi orang pertama yang memberiku ucapan. Bukan tulisan yang panjang, tapi selalu mendarat dengan tepat di relung hatiku. Ia selalu menuliskan harapan  dan doa-doa yang membuat mataku berkaca-kaca saat membacanya. Aku tahu, aku belum menjadi anak yang cukup baik dan membanggakan bagi ibu. Tapi ia selalu mencintaiku lebih dari apapun. memberiku dukungan dan sandaran di saat-saat tersulitku seperti sekarang. Ahh, rasanya aku tak sanggup menulis cerita tentang ibu di tengah padatnya gerbong kereta yang sedang melaju menuju Kyoto Station ini. Kini mataku mulai terasa panas dan  berair. 
Saat menulis catatan ini aku sedang berdiri di antara kerumunan dengan satu sisi telinga tertutup earphone mendengarkan alunan musik BIGBANG. Bukan musik yang mellow memang, tapi tetap saja tak mampu membantuku menghalau rasa yang tak menentu ini. Entahlah. Aku juga tak tau perasaan apa yang tengah datang dalam dada. Seperti sesak yang hanya bisa diungkapkan dalam air mata. Sudahlah, aku tak ingin menjadi semakin menyedihian dengan kegundahan itu.  

Sebelum mengakhiri tulisan ini, aku hanya ingin menyampaikan pesan pqda diriku sendiri. ''Nana, terimakasih untuk terus bertahan dan mencoba kuat. Aku tahu ini tak mudah, tapi aku percaya. Selama kita masih memiliki keyakinan dalm hati, kita pasti mampu melewati ini semua. Mari, belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu dan kembali bangkit. Membangun diri  menjadi versi terbaik dirimu. Jangan pernah berpikir untuk menyerah. Bukankah doa dan dukungan dari ibu sudah lebih dari cukup untuk menguatkan?! Ingat baik-baik, kita bukan PECUNDANG!!''

Monday, 18 February 2019

Pelarian baru

Posted by Nana W at 05:35 0 comments

Selasa, 22 Januari 2019
Sejak hari minggu kemarin, cuaca di sini sedang sendu. Langit gelap dan sesekali hujan turun mengguyur. Aku merindukan aroma hujan yang tak kunjung datang. Berbeda dengan saat di Indonesia, di Jepang aku nyaris tak pernah menghirup aroma hujan walau barang satu kali. Sesuatu yang aneh. Pikirku.
Entah kekuatan magis apa yang hujan bawa, tapi ia sering membuat perasaanku gundah. Ada kalanya ia membuatku merindukan rumah, pelukan hangat dari seseorang, tawa riang diantara obrolan asik, dan hal-hal yang tak pernah aku dapatkan di sini. Kadang, ia juga membuatku seolah jengah dan lelah dengan kenyataan yang ada. Itukah rindu? Atau hanya sekedar rasa sepi? 
Aku menyembunyikan segala perasaan yang tak menentu dalam dada ini sepanjang tahun. Sepanjang hari. Dalam sebuah tawa riang dan senyum yang terus mengembang. Ini bukanlah sebuah kepalsuan. Hanya pelipur lara yang seringkali justru membuatku kian sakit saat sendiri. 
Kini, aku menemukan pelarian baru untuk menghindari sepi. Yaa, sesuatu yang bisa membuatku terus tersenyum dan berbinar saat memandangnya. BIGBANG! Ini bukan kali pertamaku menyukainya. Dulu, aku pernah begitu menyukainya. Hanya sekedar suka. Tapi kini, saat aku memandang mereka, aku menemukan pandangan baru tentang hidup. Bahwa, mereka telah berusaha dan bekerja dengan begitu keras hingga mencapai titik ini. Kemampuan, popularitas, kekayaan, kejayaan, dan wajah yang menawan. mereka tidak mendapatkannya dalam satu dua tahun. Lagi, dibalik tampilan mereka yang selalu mempesona saat di panggung, mereka pasti mengemban begitu banyak beban berat di bahunya. 

Uri Taeyang, GD, TOP, Seungri dan Daesung. Fighting!! kami mencintaimu. Tetaplah kuat, dan saling menjaga satu sama lain. Apapun yang terjadi, kami mencintaimu 💕














Sunday, 17 February 2019

Pertemuan singkat

Posted by Nana W at 18:21 0 comments
Siang ini matahari tak terlalu terik. suhu ruanganpun cukup sejuk. Aku duduk menikmati coffee latte panas di kursi pojok sebuah coffeehouse. Aku membuat janji untuk bertemu dengan seseorang di coffeehouse ini malam tadi. 
Hampir 40menit aku duduk di sini, tapi ia masih tak kunjung datang. Saat di telfon tadi, ia hanya bilang akan cepat menyusulku setelah urusannya selesai. yaa, dia memang begitu sibuk, jadi kami pun jarang memiliki waktu untuk bertemu. Ini memang bukan pertemuan pertama ataupun ke dua kami, tapi ia selalu berhasil membuat jantungku berdegup kencang saat menanti pertemuan. 
Satu jam pun berlalu.  Aku sibuk menikmati alunan musik di ponselku melalui earphone, sambil menatap baby breath yang terangkai rapi dalam sebuah vas bening di atas meja. Hingga aku tak menyadari bahwa dia sudah datang. 
Seperti biasanya, ia selalu tampil menawan meski dengan gaya sederhana sekalipun. Kali ini ia memakai kaos polos berwarna putih dengan celana pendek selutut berwarna hitam dan sepatu vans berwarna senada, kesukaannya. Senyum manis terus mengembang lebar di pipinya. Sekali lagi, aku dibuat jatuh hati olehnya. Dengan lembut tangannya mengusap pipiku, seraya mengatakan maaf karena membuatku lama menunggu. Tak lupa ia juga mengenalkan teman-teman yang datang bersamanya. Yaa, Ini adalah kali pertama aku bertemu dengan teman-temannya. Mereka begitu hangat, hingga membuatku merasa seperti bukan orang baru. 
Selama pertemuan itu, mereka terus menggodaku, karena berhasil memenangkan hati sahabat baik mereka. Aku hanya bisa menjawab godaan mereka dengan tawa. Mereka pun terus melontarkan jokes hingga membuat pipiku pegal menahan tawa. Sementara tanganku terus menggenggam erat jemarinya. Seperti tak ingin kulepaskan meski hanya sedetik. 
Dua jam pun berlalu begitu cepat. Jam di ponsel menunjukkan pukul 16.23. Kini mereka bersiap untuk pergi. Ia mendekapku erat, dan mengecup bibirku dengan lembut sebagai penutup pertemuan kami. Ia juga berjanji akan meluangkan jadwal secepatnya agar bisa menghabiskan waktu bersama lebih lama. 
Sampai ketemu lagi, MINE. Aku akan merindukanmu. Sangat merindukanmu. 


*Sudah, kalian tak perlu terlalu mengkhayati cerita di atas. Itu hanyalah cerita dalam mimpi tidurku malam tadi 🤪

Tuesday, 8 January 2019

Terimakasih kenangan

Posted by Nana W at 16:59 0 comments


Udara pagi yang dingin mulai membuat jemariku terasa beku. Aku memulai hari dengan mengunci pintu kamar di  jam yang sama sepanjang tahun; 7:17. Iyaa, hari yang masih gelap. Karena musim dingin membuat matahari datang lebih lambat dari biasanya. 
Ini adalah hari ke delapan di tahun 2019. Rasanya seperti belum lama aku memulai hidup mandiri di sini. Tapi nyatanya, aku sudah hampir setengah jalan. Udara panas yang membuat keringat bercucur, hingga musim dingin yang nyaris membuat beku. Aku mulai bisa menerima dan terbiasa.
Terimakasih, untuk kalian yang kusebut ''rumah''. Untu' segala cinta kasih dan kenangan manis yang selalu menguatkan. Juga segala canda dan tawa yang mampu mengukir senyum saat kenyataan justru lebih sering mengantarkan duka . 

Kini, aku merasa menjadi yang paling diberkahi oleh Tuhan. Meski hanya berteman kenangan, Tuhan menunjukkan padaku bahwa kesendirian di hutan belantara ini bukanlah akhir dari segalanya. Justru aku makin mengerti makna dari cinta kasih yang sesungguhnya. Terimakasih, Tuhan. Terimakasih, kenangan.  

Sunday, 6 January 2019

Kenyamanan Sesaat

Posted by Nana W at 19:53 0 comments


Aku mungkin tak pernah benar-benar memilikimu. Dirimu. Ataupun juga hatimu. Tapi satu yang kutahu, kau pernah menjadi alasan dibalik senyum dan tawaku. Mewarnai hari-hariku walau hanya sebentar saja. Hingga aku melupakan satu kenyataan, bahwa  kau pun pernah menyakitiku begitu dalam. 
Kau mungkin tau. Pun juga merasa. Bahwa aku selalu jatuh dalam pelukmu hanya dengan satu sapaan. Aku selalu kembali dengan senyum meskisebelumnya kau hanya meninggalkan air mata dan lara. 

Kini, kita hanyalah dua orang asing yang telah saling melupakan. Ribuan hari yang telah berlalu menjadikan kita  lupa, bahwa kita pernah mencoba saling membahagiakan. Ohh barangkali tidak. Kau hanya memberi kenyamanan sesaat yang terlanjur kuanggap sebagai ''RASA''. 
 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting