Aku mencintainya. Amat mencintainya. Itulah satu-satunya alasan kenapa aku berjuang mati-matian agar terus bersama.
Tapi itu dulu. Dulu, sebelum akhirnya hubunganku dengannya usai. sembilan bulan yang lalu. Susah payah aku bangkit dari keterpurukan. kembali mencoba membuka hati. mencoba kembali percAya pada lelAki. Hingga akhirnya kini aku bersama dengAnmu.
Aku tau kau amat mencintai ku. Amat sangat mencintaiku. Aku pun menyayangimu. Meski tak sebesar rasamu padaku. cukuplah kisah kita hanya antara kau dan aku. Tanpa perlu membawa kenangan masalaluku. Kenangan kelam yang bahkan akupun tak pernah ingin mengingatnya. Tak ingin lagi kuingat siapa dia, bagaimana aku dan dia saat bersama. Terlebih tentang luka kala itu. Aku tak ingin kembali mengingatnya. Walau barang sejenak.
Harapanku dengan hubungan ini, adalah agar terus melukis bahagia denganmu. Menulis kisah-kisah baru, kau dan aku. Hingga akhirnya aku lupa bahwa aku pernah mengalami luka yang begitu dalam dan mengerikan. Bukan untuk selalu kau ingatkan tentang mimpi buruk itu.
Jangan kembalikan rasa takutku untuk mempercayai lelaki. Jangan matikan harapan bahwa aku bisa bahagia denganmu.
Aku sayang kamu.
Titik.
Bukankah Seharusnya ini lebih dari cukup sebagai bekal menuju kebahagiaan kita?! Yaa, Kau dan aku. Untuk hari ini, esok dam seterusnya. Tanpa luka, tanpa masa lalu. Hanya kita. Hanya kau dan aku. Selalu. Selamanya.
Tak perlu kau iri kenapa aku bisa amat mencintainya. Tak perlu juga menyemburuinya. Ia hanyalah masa lalu ku. Terkubur dalam ruang yang bahkan akupun tak tahu di mana letak pastinya. Kini aku milikmu. Seutuhnya milikmu. Dan hanya milikmu.
22:27, 3 Februari 2015
Tuesday, 3 February 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment