Thursday 26 December 2013

Resensi buku DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

Posted by Nana W at 18:22
dulu, aku pikir hobi baca itu adalah hobi yang ngebosenin. tapi, akhir-akhir ini aku jd berubah pikiran. buku itu ibarat dunia yang luas. selalu ada banyak hal di dalamnya, yang gak pernah kita tahu. selalu ada banyak hal juga yang bisa kita ambil sebagai bahan pelajaran.
aku mulai hobi baca buku lagi, skitar 5-6 bulan yang lalu. aku dikasih pinjem sama temenku buku ini. DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN karya TERE LIYE
sejak baca buku ini, aku jadi suka sama Tere Liye.
ini resensi-nya


Daun yang jatuh tak pernah membenci angin...
Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus tereggutkan dari tangkai pohonnya.
Itu adalah barisan kata yang terdapat dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karangan Tere Liye.
Novel ini bercerita tentang percintaan, kasih sayang, persaudaraan dan pertemanan. Tentang seorang gadis bernama Tania dengan segala permasalahannya. Keluarga Tania adalah keluarga miskin yang selama tiga tahun hidup di sebuah lahan kosong pinggiran kota Depok, beralaskan dan beratapkan kardus, dengan sebuah pohon linden pada halamannya. Berawal dari kisah masa kecilnya yang sulit, dia harus menjalani hidup sebagai pengamen ibukota. Bersama adiknya, Dede, menyanyikan lagu sambil memainkan kecrengan dari satu bis kota ke bis kota lain. Ketiadaan ayah sedari mereka balita membuat hidup mereka sulit. Sampai suatu ketika nasib mereka berubah, saat Tuhan menyampaikan takdirnya lewat seorang penumpang bis kota yang selanjutnya dijuluki malaikat oleh dua kakak beradik ini. Danar, lelaki berusia 20 tahunan yang mereka temui di bis kota. Danar adalah nasib baik dan dia juga akan menjadi tokoh dalam kisah cinta Tania. 
Danar yang sedari kecil tidak memiliki keluarga merasa sangat senang bertemu dengan keluarga Tania. Apalagi ibu, dia mengganggap ibu sebagai ibunya sendiri. Mencium tangannya, memberikan modal untuk membuat usaha kue dan mengajak Tania dan Dede kembali ke bangku sekolah. Dia pun menyatakan kesanggupannya untuk membiayai kehidupan keluarga ini. Kebaikannya terus dia berikan hingga kedua anak itu beranjak dewasa.
Beberapa tahun kemudian, ketika usia mereka bahkan belum memasuki usia remaja, sang ibu menyusul kematian sang ayah. Pesan menyentuh disampaikan oleh ibu Tania sebelum meninggal yaitu bahwa Tania tidak boleh menangis untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun. Tania hanya boleh menangis untuk dia, si malaikat penolong mereka.
Hingga saat dewasa, Tania semakin mampu membuktikan bahwa hidupnya telah sukses, dengan bekerja pada sebuah perusahaan pialang terkemuka di Singapura. Sejak zaman sekolah Tania telah menjadi idola, tetapi tetap saja dia mengganggap semuanya biasa karena hatinya hanya milik Danar. Kisah cinta itu tak pernah tersampaikan karena alasan jarak umur yang memisahkan keduanya, karena hutang budi yang tak pernah habis membuatnya segan terhadap malaikatnya.
Ketika panggilan om berubah menjadi kak’, rasa cinta yang muncul sejak Tania berusia 11 tahun itu semakin berkembang seiring dengan pertambahan umurnya. Walaupun Tania masih kecil saat itu, ternyata Danar telah memiliki perasaan yang sama dengan Tania, hanya saja dia tidak mau mengungkapkannya karena menganggap Tania seperti adik sendiri.
Bukti-bukti perasaan itu semakin kuat terlihat pada kunjungan Danar ke Singapura. Tanpa sepengetahuan Tania ternyata liontin yang dimiliki Tania adalah liontin spesial. Karena ternyata dibaliknya terdapat gambar potongan pohon linden yang juga terdapat pada liontin Danar. Hanya pada liontin mereka berdua. Pohon linden adalah pohon yang sangat berarti bagi cerita ini karena pohon tersebut tumbuh di halaman rumah kardus tempat dulu Tania sekeluarga tinggal.
Danar pun akhirnya menikah dengan Ratna namun wanita ini hanya menjadi pelarian perasaannya saja. Menyakitkan bagi Tania, pernikahan ini telah membuat hatinya hancur. Namun, pernikahan itu tidak pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal. Ratna selalu membagi keluh kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura lewat email. Hal ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran dan tidak terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya, tentang pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan yang sama dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang cinta tak harus dimiliki oleh keduanya.

dari buku ini, aku belajar banyak hal. baca deeh, biar kamu tahu apa yang aku dapetin dari buku ini :D
yang bikin nyess dari buku ini tuh kisah cinta yang gak happy ending. cuma karna satu sama lain gak pernah ngungkapin perasaannya ke yang disayang.hufffttt
bukunya lumayan tipis kok, cuma 256 halaman. 
selamat membaca ^^

0 comments:

Post a Comment

 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting