Tak seperti hari-hari biasanya di Semarang, saat di rumah aku selalu sukses bangun pagi. Udara dingin yang sejuk, bercampur aroma khas pagi pedesaan. Wangi masakan yang menguar dari balik dapur, selalu menjadi hal yang ku rindukan. Tak seperti di Semarang, saat di rumah ketenangan begitu mudah didapat. Terlebih tak pernah ada bising oleh suara kendaraan yang lalu lalang setiap saat. Kabut sesekali masih sering muncul.
Persawahan masih luas membentang, dengan hijau padi yang terlihat belum lama di tanam memenuhi tiap petaknya. bukit-bukit berjajar dengan kokohnya. Berwarna biru dipenuhi pohon-pohon kekar. Sungai yang terus menggerogoti tebing saat musim hujan tiba, kini juga mengalir deras. Jalanan mulai ramai oleh orang-orang yang berjalan dengan kaki telanjang memikul cangkul dan bekal di gendongan].
Sejauh ini alam di desa yang baru kutempati hampir delapan tahun ini masih asri terjaga. Udara yang sejuk, alam yang hijau. Meski di dekat kotanya, sawah-sawah kini perlahan mulai berubah menjadi pemukiman dan pertokoan. Entah akan menjadi seperti apa dan bagaimana alam disini nantinya, sepuluh - dua puluh tahun kemudian. Bukan tak mungkin, anak cucuku hanya mewarisi keindahan yang aku lihat dan aku rasakan hanya melalui sebuah foto.
Jaman memang semakin maju, teknologi modern juga terus berkembang. Tapi tetap saja, manusia takkan pernah merasa puas.
Friday, 25 December 2015
Wednesday, 23 December 2015
Selamat Hari ibu
Untuk wanita hebatku, matahariku, bulanku. Wanita tangguh yang saat seusiaku sudah menjadi single parent, selamat hari ibu. Terimakasih untuk cinta kasih yang tak pernah lekang dimakan waktu. Untuk segala bentuk pengertian, kesabaran dan keikhlasan melahirkan, membesarkan dan merawat anak gadismu yang bandel ini. Tak ada yang bisa kuberi di hari istimewa ini selain doa disepanjang hari, ditiap sujud dan hembusan nafas. Tiga tangkai mawar kuning dan sebuah kado kecil hanyalah simbolis di hari istimewa ini. Karna bahkan dunia dan semesta seisinya pun takkan pernah cukup untuk membayar segala perjuangan dan pengorbanan yang telah kau lakukan selama ini.
Untuk wanita hebat yang kusemogakan menjadi ibu keduaku, selamat hari ibu. Terimakasih selalu menginspirasi untuk menjadi manusia yang jujur, wanita yang tangguh, dan istri yang baik. Terimakasih telah melahirkan, membesarkan dan mendidik seseorang yang kusemogakan menjadi imam di keluarga kecilku kelak.
Dan selamat hari ibu juga untuk seluruh ibu dan calon ibu di dunia. Semoga tiada kelelahan dalam tiap proses hidup yang kita lewati, terus dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, agar layak menjadi wanita seutuhnya dan menjadi panutan dalam keluarga kecil nanti. Tuhan memberkahi langkah kita semua.
Categories
Kopi Cinta,
Sebuah cerita
Saturday, 19 December 2015
Perempuan itu, tunangannya
Siang itu, matahari tak begitu terik. Tapi cukup sulses membuat keringat mengucur deras. Aku menantinya dalam cemas, di ruang tunggu bagian depan kantornya. Dengan sepaket box lunch berwarna hitam. Lima menit berlalu, ia datang dengan seragam kantornya berwarna biru muda. Seperti biasa, ia terlihat menawan. Senyumnya yang begitu manis mengembang di bibir tipisnya, bertambah dengan lesung pipi yang tak begitu dalam. Ia menyapaku. Menanyakan kabarku. Sesekali mengusap lembut pipiku, dengan tatapan sendunya yang selalu berhasil membuatku tersipu. Tak lama setelah menghabiskan isi kotak makan yang kubawa, ia kembali masuk ke dalam kantornya. Jam kerjanya masih berlanjut hingga empat jam kedepan.
Aku kembali mengingat beberapa hal manis yang telah aku lalui dengannya. Senyum, selalu berhasil mengembang dengan begitu lebar di bibirku, saat mengingat semua tentangnya. Ia selalu bersikap manis, memperlakukanku dengan begitu baik. Rasa itu terus saja tumbuh dengan begitu liar, tanpa bisa aku kendalikan.
Aku ingat, bagaimana ia dengan begitu sabar menyuapiku saat aku sakit. Menemaniku ke kafe di luar kota, hanya karna aku merindukan coklat panas kesukaanku. Mengirimiku eskrim dan coklat saat suasana hatiku sedang gundah. Ia bahkan tiba-tiba mengetuk pintu kamarku saat mendengar suara tangisku di telepon.
Aku tak pernah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benakku. Kenapa ia selalu memperlakukanku dengan begitu baik? Kenapa ia selalu ada saat aku membutuhkan sandaran? Kenapa ia tak pernah membiarkanku sendirian menghadapi hal-hal buruk dalam hidupku? Adakah aku di hatinya, seperti ia yang slalu ada dan menjadi satu-satunya yang ada dalam hatiku? Aku bahkan tak bisa membaca makna dari tatapan hangatnya.
Menit-menit berlalu dengan begitu lambat. Tapi tetap saja. Aku setia menantinya. Berjalan-jalan, mengelilingi taman dekat kantornya. Menikmati udara sejuk, dengan sedikit keramaian. Mataku kemudian tertuju pada seorang perempuan yang duduk bersama teman-temannya. Mereka tertawa. Sembari menikmati jajanan yang menumpuk di depan mereka. Perempuan itu, cantik dengan hijab menutupi kepalanya. Bertambah manis dengan tawa riuh yang menghiasi bibirnya.
Wajahnya, senyumnya, tawanya. Aku seakan tak asing dengan segala yang ada dalam diri perempuan itu. Ia seperti begitu dekat denganku, tapi juga asing dalam waktu bersamaan. Ohh, ya. Kini aku mengingatnya. Mengingatnya dengan begitu jelas. Wajah itu, adalah wajah yang aku lihat di foto berpigura yang ada di kamar seseorang yang sedang aku tunggu. Tawanya, adalah tawa yang sama dengan yang aku lihat di layar ponsel seseorang yang slalu ada dalam pikiranku. Perempuan itu, adalah tunangan dari lelaki yang kini sedang aku tunggu.
Hatiku kini benar-benar hancur. Sebegitu bodohnya kah aku, hingga dengan begitu sabar menanti seseorang yang di jari manisnya bahkan telah bersemat cincin perak. Sebegitu menyedihkannya kah aku, hingga mengharap perasaan yang sama dari seorang lelaki yang telah bertunangan.
Pertanyaan lain yang kini muncul dalam benakku adalah siapakah aku dalam hatinya?! Salahkah aku jika menyalah artikan segala kebaikannya padaku selama ini?! Salahkah aku mengartikan tatapan hangatnya padaku?! Berdosakah aku, hingga akhirnya perasaan itu tumbuh subur dalam hatiku, melahirkan harapan-harapan untuk bisa memilikinya dan hidup bahagia dengannya.
Aku mencintainya dan tak sanggup bila harus kehilangannya. Tapi aku juga tak sanggup jika harus berbahagia di atas luka dan air mata perempuan lain.
Oh Tuhan, kenapa Hidupku begitu menyedihkan. Akhir kisah cintaku yang begitu tragis, bahkan sebelum aku memulainya. Sebegitu menyedihkannya, hingga aku terbangun dari tidurku dengan pipi basah berlinang air mata.
Terimakasih Tuhan, semua itu hanyalah mimpi buruk dalam tidur panjangku malam ini.
Aku kembali mengingat beberapa hal manis yang telah aku lalui dengannya. Senyum, selalu berhasil mengembang dengan begitu lebar di bibirku, saat mengingat semua tentangnya. Ia selalu bersikap manis, memperlakukanku dengan begitu baik. Rasa itu terus saja tumbuh dengan begitu liar, tanpa bisa aku kendalikan.
Aku ingat, bagaimana ia dengan begitu sabar menyuapiku saat aku sakit. Menemaniku ke kafe di luar kota, hanya karna aku merindukan coklat panas kesukaanku. Mengirimiku eskrim dan coklat saat suasana hatiku sedang gundah. Ia bahkan tiba-tiba mengetuk pintu kamarku saat mendengar suara tangisku di telepon.
Aku tak pernah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benakku. Kenapa ia selalu memperlakukanku dengan begitu baik? Kenapa ia selalu ada saat aku membutuhkan sandaran? Kenapa ia tak pernah membiarkanku sendirian menghadapi hal-hal buruk dalam hidupku? Adakah aku di hatinya, seperti ia yang slalu ada dan menjadi satu-satunya yang ada dalam hatiku? Aku bahkan tak bisa membaca makna dari tatapan hangatnya.
Menit-menit berlalu dengan begitu lambat. Tapi tetap saja. Aku setia menantinya. Berjalan-jalan, mengelilingi taman dekat kantornya. Menikmati udara sejuk, dengan sedikit keramaian. Mataku kemudian tertuju pada seorang perempuan yang duduk bersama teman-temannya. Mereka tertawa. Sembari menikmati jajanan yang menumpuk di depan mereka. Perempuan itu, cantik dengan hijab menutupi kepalanya. Bertambah manis dengan tawa riuh yang menghiasi bibirnya.
Wajahnya, senyumnya, tawanya. Aku seakan tak asing dengan segala yang ada dalam diri perempuan itu. Ia seperti begitu dekat denganku, tapi juga asing dalam waktu bersamaan. Ohh, ya. Kini aku mengingatnya. Mengingatnya dengan begitu jelas. Wajah itu, adalah wajah yang aku lihat di foto berpigura yang ada di kamar seseorang yang sedang aku tunggu. Tawanya, adalah tawa yang sama dengan yang aku lihat di layar ponsel seseorang yang slalu ada dalam pikiranku. Perempuan itu, adalah tunangan dari lelaki yang kini sedang aku tunggu.
Hatiku kini benar-benar hancur. Sebegitu bodohnya kah aku, hingga dengan begitu sabar menanti seseorang yang di jari manisnya bahkan telah bersemat cincin perak. Sebegitu menyedihkannya kah aku, hingga mengharap perasaan yang sama dari seorang lelaki yang telah bertunangan.
Pertanyaan lain yang kini muncul dalam benakku adalah siapakah aku dalam hatinya?! Salahkah aku jika menyalah artikan segala kebaikannya padaku selama ini?! Salahkah aku mengartikan tatapan hangatnya padaku?! Berdosakah aku, hingga akhirnya perasaan itu tumbuh subur dalam hatiku, melahirkan harapan-harapan untuk bisa memilikinya dan hidup bahagia dengannya.
Aku mencintainya dan tak sanggup bila harus kehilangannya. Tapi aku juga tak sanggup jika harus berbahagia di atas luka dan air mata perempuan lain.
Oh Tuhan, kenapa Hidupku begitu menyedihkan. Akhir kisah cintaku yang begitu tragis, bahkan sebelum aku memulainya. Sebegitu menyedihkannya, hingga aku terbangun dari tidurku dengan pipi basah berlinang air mata.
Terimakasih Tuhan, semua itu hanyalah mimpi buruk dalam tidur panjangku malam ini.
Categories
Perihal Hati yang Patah,
Sebuah cerita
Terimakasih, jarak
Akan selalu ada, saat dimana kita merasa jengah dan bosan dengan keadaan yang ada. Saat dimana kita mulai berharap ada hal-hal baru yang bisa membuat suasana hati kembali membaik.
Hujan sepanjang hari ini membuat begitu banyak rindu pulang dalam dada. Temu yang harus dinanti dengan sabar, membuat beban dalam dada terasa semakin menghimpit. Hal-hal yang dulu aku pikir hanyalah rutinitas yang membuat bosan, kini justru menjadi hal yang amat ingin kembali aku lakukan.
Pertemuan-pertemuan jelang tengah malam, uap kopi yang menguar dari cairan hitam dalam cangkirnya, obrolan-obrolAn yang tak jelas juntrungannya, canda tawa riuh yang sering kali mengganggu kedamaian sekitar, hingga hujan dinihari yang memperpanjang masa pertemuan di sebuah kedai kopi. Kini, semua hanya tersisa dalam bayang-bayang ingatan, dalam lembar-lembar foto album yang sengaja kusimpan dengan rapi. Berganti dengan obrolan dalam pesan singkat, berteman rindu yang semakin hari semakin bertambah kuat.
Ada kalanya aku berpikir jarak jauh lebih baik dari pertemuan tiap hari yang justru lebih rentan mendatangkan bosan. Meski tak jarang, jarak pula yang menimbulkan keretakan dalam hubungan. Paham yang bersisihan, cemburu yang tak beralasan, hingga minimnya komunikasi karna perbedaan jam tidur satu sama lain.
Tak pernah ada curiga barang sedikitpun, karna aku percaya dia tak sebrengsek para lelaki di masa laluku. Aku percaya, cinta dan setianya tak layak diragukan. Kedewasaan satu sama lain membuat aku dan dia begitu menjunjung tinggi kepercayaan. Tak ada hal yang perlu disembunyikan, saat satu sama lain mengharap keindahan perjalanan cinta menuju mimpi yang dinanti.
Terimakasih, jarak. Kau membuat hubunganku dengannya menjadi lebih berwarna. Kau membuat temu menjadi hal yang begitu kami nanti.
Categories
Kopi Cinta,
Perihal Hati yang Patah,
Sebuah cerita
Friday, 18 December 2015
Laki-laki bersarung
Dari jaman kecil, aku sukaa banget liat cowok bersarung. Awalnya sih karna terbiasa liat ayah pake sarung. Jadi kebawa sampe skarang, tiap liat laki bersarung bawaannya pengen "gendong adek, baaang! Gendoong adeeek!" Wkwk
Jadi, pas jaman kecil entah umur berapa sampe SD kelas 5an kalo ayah lagi pulang, aku sering nginep di rumah eyang. Terus bubu bareng sama ayah. Sepanjang malem dari maghrib sampe jam 6 pagi biasanya ayah slalu pake sarung. Naah pas bubu, aku tuh paling seneng dikelonin. Dipeluk dari belakang. Masuk ke sarung ayah. Rasanya nyamaaan bangeet. Tempat favorit jaman masih kecil. Hehe sampe sekarang, kalo tidur sama mbahh atau sama ibu, pasti minta peluk. Wkwk
Back to lelaki bersarung, aku suka merhatiin ke jalan tiap hari jumat siang. Liat orang sliweran pulang dari masjid. Kek ada something yang bikin aku selalu seneng merhatiin laki-laki pake sarung. Apalagi atasnya pake baju koko, peci, selendang sajadah di bahu. Nyenengin dan bikin adem. Hehe kesannya tuh bersahaja, tapi tetep elegan. Pokoknya, kalo kata Iis Dahlia mah apalah apalah banget. Cucok! <3<3
Apalagi pas tau, kalo pake sarung itu bagus buat kesehatan alat reproduksi laki-laki. Beuuhhh makin sukaaa n makin ngedukung laaah gerakan laki-laki bersarung di malam hari. Haha jadi ngayal, nanti kalo udah nikah mas misua suruh pake sarung tiap malem aja kali yaaa. kan biar selalu "sehat" Wkwkwk
Betewe, selamat menunaikan ibadah sholat jumat buat semua muslim di seluruh dunia. Buat para calon kepala rumah tangga, calon ayah. Spesial, buat my Dav yg di barat sanaa :*
Jadi, pas jaman kecil entah umur berapa sampe SD kelas 5an kalo ayah lagi pulang, aku sering nginep di rumah eyang. Terus bubu bareng sama ayah. Sepanjang malem dari maghrib sampe jam 6 pagi biasanya ayah slalu pake sarung. Naah pas bubu, aku tuh paling seneng dikelonin. Dipeluk dari belakang. Masuk ke sarung ayah. Rasanya nyamaaan bangeet. Tempat favorit jaman masih kecil. Hehe sampe sekarang, kalo tidur sama mbahh atau sama ibu, pasti minta peluk. Wkwk
Back to lelaki bersarung, aku suka merhatiin ke jalan tiap hari jumat siang. Liat orang sliweran pulang dari masjid. Kek ada something yang bikin aku selalu seneng merhatiin laki-laki pake sarung. Apalagi atasnya pake baju koko, peci, selendang sajadah di bahu. Nyenengin dan bikin adem. Hehe kesannya tuh bersahaja, tapi tetep elegan. Pokoknya, kalo kata Iis Dahlia mah apalah apalah banget. Cucok! <3<3
Apalagi pas tau, kalo pake sarung itu bagus buat kesehatan alat reproduksi laki-laki. Beuuhhh makin sukaaa n makin ngedukung laaah gerakan laki-laki bersarung di malam hari. Haha jadi ngayal, nanti kalo udah nikah mas misua suruh pake sarung tiap malem aja kali yaaa. kan biar selalu "sehat" Wkwkwk
Betewe, selamat menunaikan ibadah sholat jumat buat semua muslim di seluruh dunia. Buat para calon kepala rumah tangga, calon ayah. Spesial, buat my Dav yg di barat sanaa :*
Categories
Sebuah cerita
Momen pembagian rapor
Setelah bercapek-capek ria, berbosen-bosen ria sekolah senin ampe sabtu, pembagian rapor buat aku jadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Kenapa kok tiba-tiba ngomongin rapor, nan? Karna hari ini sepupu pada ngambil rapor di sekolah. Hehe
Jaman masih SD, udaaaah nggausah dibayangin mukaku kek gimana waktu itu. -__- iyaaa, pas jaman SD biasanya ibuku ngiming-ngimingin sesuatu yang aku pengen biar lebih rajin belajarnya. Hehe hal kek gitu mulai dari aku kelas 4 kalo nggak salah. Aku lupa waktu itu lagi pengen apa. Tapi ada yang aku inget, kelas 5 atau kelas 6 aku pengen sepeda. Ibu janji beliin kalo aku bisa mertahanin rangking 1. Haha alhamdulillah kelakon.
Tapi, so sadnya pas aku udah punya sepeda anak-anak malah pada udah bosen sepedaan. Hikss untungnya, ada aa sepupu n temen-temennya yang setia nemenin aku. <3<3 siang-siang, ujan-ujanan main sepeda sampe desa sebelah. ber 5 aku cewek sendirian. Muterin lapangan, mainin mainan di TK, terus berakhir dengan aku jatoh. :( jadi ceritanya itu Tuh di jalan nurun, agak rusak. Si aa udah ngomong, suruh dituntun aja sepedanya. Tapi aku ngeyel naik. Terus keblondrok. What is keblondrok? Ngggggg intinya aku nggak bisa ngendaliin sepwda, terus sepedanya nabrak tanah lereng pinggir jalan yg tingginya 1meter lewat. Aku guling-guling di atas, sepedanya masih di jalan. Rem depannya lepas lol thanks to God, nothing serious. I'm alright. Haha itu kenangan yang nggak akan aku lupa sampe kapanpun. Wkwk
okee balik lagi ke pembagian rapor. stelah kelas 6 SD sebelum libur sekolah biasanya ibu pulang jemput aku. kadang juga papah yang jemput. Sore stelah pengambilan rapor langsung cuss Balaraja Tangerang. Liburan di sana. Walaupun nggak kemana-mana sih. Paling belanja buah di pasar ADI namanya. Soalnya lokasi pasar deket PT ADI. Buahnya bagus-bagus, dan paling penting MU-RAH!! terus main bom bom car di swalayan SAHABAT. lokasinya satu kali naik angkot dari kontrakannya ibu. Tempay bom bom carnya ada di lantai tiga. Kalo nggak salah inget, satu lantai sama tempat buku-buku. Toko bukunya namanya Salemba. Seneng banget tiap di salemba. Apalagi pas nemu gantungan konci unyu bentuk lumba-lumba, bening, di dalemnya kek ada air sama something warna biru kek oli gitu plus baby dolphin. Lucuuu bangeett. Terakhir kali ke Balaraja kelas 2 SMP. Soalnya pas kelas 3 papah udd resign dari PEMI, tinggal di rumah mbah sampe aku masuk SMA. Terus beberapa bulan tinggal di Bumiayu, sampe akhirnya Went to Korea.
Alhamdulillah tiap pengambilan rapor hasil belajarku nggak pernah bikin malu yang ngambil. Hehe Ehh pernah deng satu kali, si emak marah-marah gegara pengennya aku masuk ipa. Ehh malah masuk ips -___- yaudah sii yaaa terima aja aku mah. diomelin kek gimana juga tetep aja berusaha rapopo.
Oiyaaa temen-temen dari SD, SMP, SMA, bahkan KULIAH selalu muji si emak yang masih muda. Katanya kek kakak'ku. Nggak ada keliatan muka ibu-ibu dg anak segede aku, gitu. Wkwk makanya dulu rajin banget ngerayu emak buat ngambilin rapor. Niat banget yaaa show off ke orang-orang kalo ibuku masih muda. LoL
Okelaah sekian cerita tentang pembagian raporku. Walaupun banyakan cerita nggak pentingnya sih. Hehe
Jadi nggak sabar pengen jadi wali murid anakku nanti. Walaupun masih lama siii. Tapi yaaa, pisces kan emang gitu. Seneng banget ngayal T_T
Jaman masih SD, udaaaah nggausah dibayangin mukaku kek gimana waktu itu. -__- iyaaa, pas jaman SD biasanya ibuku ngiming-ngimingin sesuatu yang aku pengen biar lebih rajin belajarnya. Hehe hal kek gitu mulai dari aku kelas 4 kalo nggak salah. Aku lupa waktu itu lagi pengen apa. Tapi ada yang aku inget, kelas 5 atau kelas 6 aku pengen sepeda. Ibu janji beliin kalo aku bisa mertahanin rangking 1. Haha alhamdulillah kelakon.
Tapi, so sadnya pas aku udah punya sepeda anak-anak malah pada udah bosen sepedaan. Hikss untungnya, ada aa sepupu n temen-temennya yang setia nemenin aku. <3<3 siang-siang, ujan-ujanan main sepeda sampe desa sebelah. ber 5 aku cewek sendirian. Muterin lapangan, mainin mainan di TK, terus berakhir dengan aku jatoh. :( jadi ceritanya itu Tuh di jalan nurun, agak rusak. Si aa udah ngomong, suruh dituntun aja sepedanya. Tapi aku ngeyel naik. Terus keblondrok. What is keblondrok? Ngggggg intinya aku nggak bisa ngendaliin sepwda, terus sepedanya nabrak tanah lereng pinggir jalan yg tingginya 1meter lewat. Aku guling-guling di atas, sepedanya masih di jalan. Rem depannya lepas lol thanks to God, nothing serious. I'm alright. Haha itu kenangan yang nggak akan aku lupa sampe kapanpun. Wkwk
okee balik lagi ke pembagian rapor. stelah kelas 6 SD sebelum libur sekolah biasanya ibu pulang jemput aku. kadang juga papah yang jemput. Sore stelah pengambilan rapor langsung cuss Balaraja Tangerang. Liburan di sana. Walaupun nggak kemana-mana sih. Paling belanja buah di pasar ADI namanya. Soalnya lokasi pasar deket PT ADI. Buahnya bagus-bagus, dan paling penting MU-RAH!! terus main bom bom car di swalayan SAHABAT. lokasinya satu kali naik angkot dari kontrakannya ibu. Tempay bom bom carnya ada di lantai tiga. Kalo nggak salah inget, satu lantai sama tempat buku-buku. Toko bukunya namanya Salemba. Seneng banget tiap di salemba. Apalagi pas nemu gantungan konci unyu bentuk lumba-lumba, bening, di dalemnya kek ada air sama something warna biru kek oli gitu plus baby dolphin. Lucuuu bangeett. Terakhir kali ke Balaraja kelas 2 SMP. Soalnya pas kelas 3 papah udd resign dari PEMI, tinggal di rumah mbah sampe aku masuk SMA. Terus beberapa bulan tinggal di Bumiayu, sampe akhirnya Went to Korea.
Alhamdulillah tiap pengambilan rapor hasil belajarku nggak pernah bikin malu yang ngambil. Hehe Ehh pernah deng satu kali, si emak marah-marah gegara pengennya aku masuk ipa. Ehh malah masuk ips -___- yaudah sii yaaa terima aja aku mah. diomelin kek gimana juga tetep aja berusaha rapopo.
Oiyaaa temen-temen dari SD, SMP, SMA, bahkan KULIAH selalu muji si emak yang masih muda. Katanya kek kakak'ku. Nggak ada keliatan muka ibu-ibu dg anak segede aku, gitu. Wkwk makanya dulu rajin banget ngerayu emak buat ngambilin rapor. Niat banget yaaa show off ke orang-orang kalo ibuku masih muda. LoL
Okelaah sekian cerita tentang pembagian raporku. Walaupun banyakan cerita nggak pentingnya sih. Hehe
Jadi nggak sabar pengen jadi wali murid anakku nanti. Walaupun masih lama siii. Tapi yaaa, pisces kan emang gitu. Seneng banget ngayal T_T
Categories
Sebuah cerita
Wednesday, 16 December 2015
Tak ada yang abadi
Seperti halnya hari yang terus mengalami siang dan malam, hiduppun terus berotasi sesuai alurnya. Ada kalanya sedih datang menyapa, kemudian berganti dengan senyum dan tawa bahagia. Sama halnya dengan Kesedihan dan kegundahan saat menanti di tengah bentangan jarak.
Tak ada jalan yang mudah memang, dalam hal memendam rindu. entah harus bagaimana kuungkap, tapi bagaimana mungkin sebuah temu dapat terganti dengan ribuan butir huruf yang terangkai dalam tiap kata di pesan singkat. Bagaimana mungkin obrolan menjadi menyenangkan tanpa adanya tatapan dan sedikit tingkah usil.
Dalam hidup, seringkali keadaan mengharuskan kita menghadapi hal-hal yang tak kita inginkan. Bahkan Kita bayangkan sekalipun. Tapi itulah kenyataan. Banyak kejutan yang siap menyapa. Pengalaman-pengalaman baru, cerita baru.
Ingatlah selalu, bahwa Tuhan takkan pernah menempatkan kita dalam posisi yang kita tak mampu hadapi. Tuhan tak pernah lupa menyisipkan keindahan dalam tiap kejutan, yang seringkali kita anggap petaka.
Suka ataupun duka, bahagia ataupun derita hanyalah soal persepsi kita dalam memandang. Semua terlihat indah, jika kita menghendaki berpikir demikian. Pun halnya dengan kegelapan. selalu ada hal baik dalam tiap peristiwa. Meski yang terburuk sekalipun; seperti pelangi yang datang setelah badai pergi.
Ingatlah lagi. Bahwa roda kehidupan tak pernah berhenti berputar. Tak ada keindahan yang abadi. Pun halnya dengan kegelapan. Bahkan cinta yang diagung-agungkan anak manusia sekalipun.
Jadi, intinya apa Na??
Intinya aku sayang kamu. Iyaa kamuu.
Tak ada jalan yang mudah memang, dalam hal memendam rindu. entah harus bagaimana kuungkap, tapi bagaimana mungkin sebuah temu dapat terganti dengan ribuan butir huruf yang terangkai dalam tiap kata di pesan singkat. Bagaimana mungkin obrolan menjadi menyenangkan tanpa adanya tatapan dan sedikit tingkah usil.
Dalam hidup, seringkali keadaan mengharuskan kita menghadapi hal-hal yang tak kita inginkan. Bahkan Kita bayangkan sekalipun. Tapi itulah kenyataan. Banyak kejutan yang siap menyapa. Pengalaman-pengalaman baru, cerita baru.
Ingatlah selalu, bahwa Tuhan takkan pernah menempatkan kita dalam posisi yang kita tak mampu hadapi. Tuhan tak pernah lupa menyisipkan keindahan dalam tiap kejutan, yang seringkali kita anggap petaka.
Suka ataupun duka, bahagia ataupun derita hanyalah soal persepsi kita dalam memandang. Semua terlihat indah, jika kita menghendaki berpikir demikian. Pun halnya dengan kegelapan. selalu ada hal baik dalam tiap peristiwa. Meski yang terburuk sekalipun; seperti pelangi yang datang setelah badai pergi.
Ingatlah lagi. Bahwa roda kehidupan tak pernah berhenti berputar. Tak ada keindahan yang abadi. Pun halnya dengan kegelapan. Bahkan cinta yang diagung-agungkan anak manusia sekalipun.
Jadi, intinya apa Na??
Intinya aku sayang kamu. Iyaa kamuu.
Categories
Kopi Cinta,
Perihal Hati yang Patah,
Sebuah cerita
Subscribe to:
Posts (Atom)