Cinta dan Bodoh

Apa kamu pernah mengalami, sesuatu yang kau anggap cinta ternyata adalah sebuah Kebodohan?! Aku pernah. Dan aku baru menyadarinya jauh setelah mengenal perpisahan.
Anggap saja itu cinta. Saat aku menjalin sebuah hubungan, tak pernah ada pertemuan jika aku tak mengunjunginya. Aku selalu berjuang mempertahankan hubungan itu. Mencoba terus percaya, meski berkali-kali dibohongi. Mencoba berprasangka baik, meski nyatanya yang ia lakukan justru selalu membuatku curiga. Anggap saja waktu itu aku terlalu cinta, sampai-sampai aku tak bisa berpikir dengan akal sehatku.
Kalau dipikir lagi, aku kurang berjuang apa untuk dia. Hingga akhirnya harus dibayar mahal dengan sebuah penghianatan. Tapi itulah skenario Tuhan. Selalu tak bisa ditebak. Ibarat sebuah apel yang kau anggap segar, nyatanya telah habis digerogoti ulat dari dalam. Tapi dari kejadian dalam hubungan inilah aku  sadar dan belajar begitu banyak hal.
Aku belajar, pentingnya kesadaran untuk mencintai seseorang tanpa harus mengorbankan cinta pada diri  sendiri. aku belajar untuk tidak mengabaikan setiap tanda yang Tuhan beri, entah melalui firasat maupun hal-hal kecil yang Ia tunjukkan. Pun juga menyadari, bahwa sebuah hubungan tak akan cukup diperjuangkan seorang diri. Karena ini adalah sebuah hubungan, bukan cinta sendirian. Aku juga belajar, bahwa semakin cinta, semakin percaya pada seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan kita untuk terluka.
Pada akhirnya, aku menjadi takut untuk percaya pada orang lain. Takut kembali terluka, takut kembali dikecewakan. Aku ingin mencintai dengan sewajarnya. Agar suatu hari jika aku dilukai, sakit yang kurasakanpun sewajarnya.

12 April 2015, 20:13