Wednesday, 18 November 2015

Cinta, memberi tanpa pamrih

Posted by Nana W at 18:25
Selasa, 17 November 2014
Jl. Mampang Prapatan VIII, 18.37
Seseorang menemaniku sedari jam 9 pagi tanpa tidur meski semalaman bekerja di kantor. Seperti pertemuan biasanya, selalu dipenuhi dengan obrolan ngalor ngidul. Dan selalu menyenangkan.
Petang ini dia bercerita tentang betapa cintanya seorang lelaki pada perempuannya. Ia menjalin hubungan bersama perempuannya sejak masih duduk di bangku SMa. Hingga akhirnya setelah lulus, ia tak melanjutkan kuliah dan hanya bekerja di bengkel.sementara si perempuan melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Si lelaki dengan begitu kerasnya bekerja mencari rupiah, demi bisa membayar biaya kuliah perempuannya. Ia bahkan sampai melupakan kebutuhannya sendiri. Apalagi memperhatikan penampilan. Semua orang tentu mengharapkan cerita ini berakhir bahagia seperti di novel picisan atapun drama dan film romantis, bukan?! yaa, aku juga. Tapi sayangnya, dengan sedih hati akhir ceritanya tidak demikian. Yang terjadi selanjutnya adalah si perempuan menikah dengan seseorang yang jauh lebih berpendidikan dari seseorang yang hanya berpenampilan kumel penuh oli. Tentu sajaa, seseorang yang jauh lebih mapan, dan berpenampilan lebih menarik.
Sepertu biasanya, setelah selesai bercerita, aku dan seseorangku memberikan pendapat masing-masing tentang kisah tadi. Awalnya aku berpendapat si perempuan terlalu kurang ajar dan tak tau balas budi. Tak sepantasnya ia berkhianat atas kerja keras mas bengkel untuknya. Sementara si lelaki? Aku pikir dia terlalu bodoh karena dibutakan oleh cinta. Apa ia tk pernah berpikir bahwa akhir yang buruk bisa saja terjadi?!
Tapi seseorangku berpendapat lain. Ia mengatakan, "itulah cinta yang sebenernya. Terus memberi tanpa mengharap imbalan. Jika kau memberi sesuatu pada seseorang, kemudian kau merasa rugi karena apa yang kau dapatkan tidaklah sesuai yang kau berikan, itu bukanlah mencintai. Melainkan jual beli. Si lelaki bengkel rela bekerja keras demi perempuannya bisa kuliah, melupakan semua keinginan bahkan kebutuhan pribadinya tidak lain karena dia menganggap hanya hal itu yang bisa ia tunjukkan sebagai bukti cintanya pada si perempuan. Kalau ada hal lain yang bisa ia lakukan, pasti dia akan melakukannya. Sama seperti halnya aku padamu. Aku tak pernah mengharap sesuatu atas apa yang aku berikan padamu. Seperti halnya saat kau berjuang begitu keras demi cinta di masalalumu. Meski teman-temanmu berpikir kamu terlalu bodoh dalam mencinta, tapi kau terus melakukannya, karena kamu berpikir hanya itu yang bisa kau lakukan. Berjuang Dan mempertahankan semuanya sebaik yang kau bisa.  Lain halnya, Kalau seseorang berkata ia cinta, tapi ia mengharap balasan atas apa yang diberikan, itu berarti ia tak lagi cinta. Maka, berakhirlah sudah apa yang ada diantara keduanya".
Aku speechless denger jawabannya. Aku nggak bisa merespon apapun kata-katanya. Cara berpikirnya yang dewasa, aku amat sangat menyukainya. Meski masih diluar batas kemampuanku untuk menjangkaunya, tapi semakin hari aku semakin belajar. Semakin banyak berbagi cerita, aku semakin banyak tau.
Yaaa, cinta yang dewasa dan punya komitmen tau kemana hubungannya akan dibawa. Bukan sekedar hubungan yang punya aktivitas makan bareng, jalan bareng dan haha hihi. Tapi lebih dari itu, mereka punya mimpi dan cita-cita bersama. Mereka tau apa itu cinta dan komitmen, dan membedakan mana yang hanya sebatas bersenang-senang.
Terimakasih,my dav. Untuk telah hadir dan memberi begitu banyak warna dalam hari-hari di hidupku.

0 comments:

Post a Comment

 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting