Saat kau membicarakannya, wajahmu begitu berseri. Lebih berseri dari sinar rembulan saat purnama. Pipimu memerah seperti udang rebus, dan matamu bersinar. Mungkin itu lebih dari cukup untuk membuatku paham, sedalam apa perasaanmu padanya. Meski tak kau jelaskan sekalipun. Aku paham.
Keputusan yang kau ambil, resiko yang akan datang, dan bagaimana pemikiran orang sekitar; adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sosial kita. Kita memang hidup di lingkungan dimana orang-orang begitu mudah menghakimi. Berpikir dan berucap semau mereka. Hingga kebenaran mencuat ke permukaan, mereka tersadar bahwa mereka keliru. Kemudian mereka melupakannya, tanpa menyadari ucapan yang mereka lontarkan menusuk dada.
Ingatlah satu hal, bahwa apapun yang kau putuskan, pastikanlah itu jalanmu menuju bahagia. Hidup ini terlalu singkat, untuk dihabiskan dengan orang yang salah; bukan. Maksudku dengan orang yang tak lagi membuatmu bahagia. Tak usah kau pikirkan omongan orang. Fokuskan saja hidupmu pada apa yang membuatmu bahagia. Bukan mereka yang berusaha menghancurkan bahagiamu. Resiko atas keputusan yang kau ambil, akan selalu mengikuti tiap proses kehidupan yang kau jalani. Resiko yang indah, maupun yang akan berhasil membuatmu sedikit gundah. Tapi tak apa. Tandanya hidupmu berjalan dengan baik. Jangan pernah sesali apapun yang terjadi. Meski itu bukan yang kau inginkan sekalipun. Tetaplah belajar, Tuhan ingin kau lebih bersabar, dan terus menjadi besar dari hal-hal yang membuatmu gusar.
Orang-orang akan terus datang silih berganti. Tapi keluarga dan sahabat akan terus menemani. Dalam susah ataupun senangmu. Doa terbaik mereka slalu untukmu, kebahagiaanmu.
Thursday, 4 February 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment