Monday, 21 September 2015
Jarak adalah sebab
Malam-malam indah bertabur bintang dan sinar rembulan kini berganti menjadi malam gelap. Tanpa bintang, tanpa rembulan. Bahkan awan hitampun tak berani datang meski sekedar berbasa-basi.
Mimpi buruk itu datang. Kita berada di antara ratusan kilo meter yang terbentang Jakarta - Semarang. Kata yang selalu ingin aku hindari dalam menjalani sebuah hubungan, nyatanya kini datang menyapa.
Ketakutan itu. Yaa, kita tak akan pernah berusaha menghindari, tapi menghadapi. Meski terlihat susah untuk dijalani, tapi aku meyakini bahwa kita akan berhasil melewati. Hari-hari penuh penantian dan gundah, Malam-malam penuh rindu yang menyesakkan dada. Pada satu tujuan kita akan berpegang teguh saling menggenggam percaya. Saling berjuang untuk tetap menjaga. aku tak ingin ada bertahan dan mempertahankan. Yang ada hanyalah kita, tawa, cinta dan bahagia.
Barangkali dengan ini Tuhan ingin kita lebih menghargai saat-saat bersama. Karena Temu akan menjadi sesuatu yang amat mahal untuk bisa kita rengkuh. Bersabarlah demi apa yang telah kita cita-citakan. Bersabarlah akan apa yang tengah kita rasakan.
Jarak hanyalah alasan, agar kita bisa merasakan rindu. Jarak adalah alat, agar kita menjadi lebih kuat. Jarak adalah tujuan, yang membuat kita akan terus menjaga dan mencinta. Jarak adalah sebab, untuk temu yang selalu kita nantikan.
Categories
Perihal Hati yang Patah,
Sebuah cerita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment