Hidup terkadang menjadi begitu lucu dengan segala kejutan dan ketiba-tibaannya. Sesaat ia menghadirkan tawa nan bahagia, sesaat pula ia mengundang tangis dan duka.
Sejak kecil aku terbiasa menghadapi kehilangan. Hidup telah mengambil begitu banyak orang yang tersayang. Satu persatu dari mereka pergi.
Lalu, apa kehilangan terbesar dalam hidupku? Kehilangan terbesar dalam hidupku adalah aku kehilangan momen-momen penting di masa kecilku bersama ayah dan ibuku.
Saat semua anak bermanja-manja dengan ayahnya, merebahkan kepala di pangkuan ibunya dengan usapan lembut di kepala, aku hanya bermain dengan kesendirian. Menyimpan duka dan rindu diantara sepi. Kau tahu? Pertemuanku dengan orang tua hanyalah angan dalam keseharian. Karna bahkan jariku bersisa banyak untuk sekedar menghitung jumlah kepulangan ibuku dalam satu tahun. Sementara ayahku? Ia bahkan bisa tak pulang hingga tahunan.
Yaa, aku terbiasa dalam kesendirian. Bukan hal yang sulit bagiku untuk sekedar menikmati luka dan melupakan. Aku terbiasa mengobati lukaku sendiri. Terbiasa dengan kesedihan dalam kesendirian. Aku tak pernah membenci mereka, apalagi dendam. Aku hanya kehilangan rasa hormat dan empati pada ayahku. Karna dialah alasan dibalik segala duka dan luka yang tak bisa ku eja.
Thursday, 23 March 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment