Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kekurangan dalam diri masing-masing individu. Kemudian menyatukan ketidak sempurnaan yang satu dengan ketidak ketidaksempurnaan yang lain, agar dapat hidup saling melengkapi.
Sama halnya dengan aku dan kamu. Kita sama-sama tau kekurangan masing-masing. Dan [berusaha] saling melengkapi. Berusaha membuat hidup menjadi lebih berarti. Meski pada kenyataannya apa yang terjadi jauh dari sebatas teori.
Kita saling berusaha membahagiakan satu sama lain. Mencoba untuk terus memahami perasaan, kekurangan pun keinginan. mencoba melakukan sgala hal yang kita kira baik untuk pasangan. Tapi pada kenyataannya, apa yang kita pikir baik justru membuahkan hal yang tak kita ingin. Barangkali niat kita memang baik, hanya saja ada kekeliruan dalam cara yang kita lakukan. Salah pahampun akhirnya tak dapat kita hindarkan.
Aku memang bukan perempuan yang cukup dewasa dalam berpikir. Aku memiliki ego yang besar, dan sifat yang menyebalkan. Aku bahkan sering merasa sebal pada diriku sendiri. Saat hal-hal baik datang dalam hidupku, harapan-harapan itu kembali muncul. mimpi-mimpi indah mulai kurajut. Hingga aku lupa untuk menyiapkan diri pada apa yang disebut kecewa.
Harusnya aku sadar diri, siapa aku dan dimana posisiku. tak sepantasnya aku terlena pada janji kehidupan yang membuat lalai. Tak seharusnya aku mengharapkan hal-hal indah dengan berlebihan. Bermimpilah sesuai porsimu.
Tapi paling nggak, ada satu hal positif yang bikin aku sadar dari rasa kecewa. Bahwa makin banyak kecewa yang aku dapat, semakin nyeri yang aku rasa. Aku bersyukur bahwa Tuhan tidak hanya menciptakanku dengan sebuah jantung didalam dada. Tapi juga menyertai sebongkah darah bernama hati di dalam diriku.
*curhat aja idup lu naaan!
Friday, 23 October 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment