Sunday, 10 May 2015
semoga memang dia
Dalam beberapa hal, pandangan teman tentang siapa pasangan kita memang penting. Setidaknya, agar kita tidak terlanjur dibutakan cinta. Agar kita sadar, baikkah dia untuk kita? Untuk hidup kita? Untuk masa depan kita?
Keseharianku memang tak pernah lepas dari kegiatan bercerita. Entah tentang apa saja. Termasuk Tentang seseorang yang kini menemani hari-hariku. aku bercerita beberapa hal tentang dia. Bagaimana baiknya dia, bagaimana manisnya dia memperlakukanku. Ku bersyukur mendapatkannya dalam hidupku. Bersyukur telah mampu melewati hal-hal buruk di hari-hari kemarin.
Ia (temanku) bahkan memuji tentang banyak hal untuk seseorang'ku itu. "Dia baik yaa, beda sama si A. Ehh bahkan terlalu baik sampai-sampai buat dibandingin aja nggak layak". Aku hanya membalasnya dengan senyuman seraya berkata "alhamdulillah. Tuhan slalu punya rencana untuk hidup kita. Aku bersyukur".
Bagiku, tak ada yang lebih indah dari diterima dengan keapa adaannya diri, dimengerti tanpa harus meminta, dicinta tanpa ada dusta.
Terima kasih, Tuhan. Engkau mengirimnya untukku. Semoga memang dia, rumahku untuk pulang. Semoga memang dia, jawaban dari segala pertanyaan dan gundah di hati. Semoga memang dia, penawar dari segala luka. Dia, seseorang yang tak pernah lelah memelukku. Dia, seseorang yang tak pernah bosan menciumiku.
Categories
Kopi Cinta,
Sebuah cerita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
Bilamana, kita di antara jarak.
Ingatkan aku pada sebuah pertemuan.
Denganmu membagi hangat,
Di bawah lampu-lampu langit dan dingin kabut.
Penerimaan merupakan obat bagi banyak penyakit psikis... Begitu kata psikolog. Dengan diterima apa adanya, jiwa kita merasa aman dan tentram.
Salam kenal. Gina.
jarak, hanyalah alasan agar kita bisa merasakan rindu. Terimakasih, untuk selalu membuat hari-hariku penuh warna.
Benar sekali kakak..
Terimakasih sudah berkunjung. :)
Salam kenal juga. Nana.
Mungkin, banyak hal di luar sana yang mampu membuatmu bahagia lebih hanya sekedara di dekatku, hanya sekadar menorehkan senyum, ataupun membuatmu sebentar-sebentar sebal. Namun, itu semua tidak membuatku peduli, karena aku bukan yang akan mudah berhenti menggenggam tanganmu, ketika kau menggigil di kedinginan ataupun mulai bosan dengan suatu hubungan. Terima kasih waktu, terima kasih langit senja yang mempertemukan. Terima kasih.
Love you, my dav :*
Love me to ;-)
OHH!!!
Post a Comment