Sunday, 10 May 2015

semoga memang dia

Posted by Nana W at 01:22 8 comments

Dalam beberapa hal, pandangan teman tentang siapa pasangan kita memang penting. Setidaknya, agar kita tidak terlanjur dibutakan cinta. Agar kita sadar, baikkah dia untuk kita? Untuk hidup kita? Untuk masa depan kita?
Keseharianku memang tak pernah lepas dari kegiatan bercerita. Entah tentang apa saja. Termasuk Tentang seseorang yang kini menemani hari-hariku. aku bercerita beberapa hal tentang dia. Bagaimana baiknya dia, bagaimana manisnya dia memperlakukanku. Ku bersyukur mendapatkannya dalam hidupku. Bersyukur telah mampu melewati hal-hal buruk di hari-hari kemarin.
Ia (temanku) bahkan memuji tentang banyak hal untuk seseorang'ku itu. "Dia baik yaa, beda sama si A. Ehh bahkan terlalu baik sampai-sampai buat dibandingin aja nggak layak". Aku hanya membalasnya dengan senyuman seraya berkata "alhamdulillah. Tuhan slalu punya rencana untuk hidup kita. Aku bersyukur".
Bagiku, tak ada yang lebih indah dari diterima dengan keapa adaannya diri, dimengerti tanpa harus meminta, dicinta tanpa ada dusta.
Terima kasih, Tuhan. Engkau mengirimnya untukku. Semoga memang dia, rumahku untuk pulang. Semoga memang dia, jawaban dari segala pertanyaan dan gundah di hati. Semoga memang dia, penawar dari segala luka. Dia, seseorang yang tak pernah lelah memelukku. Dia, seseorang yang tak pernah bosan menciumiku.

Saturday, 2 May 2015

untuk seseorang yang baru patah hati

Posted by Nana W at 12:55 2 comments
Hujan kembali turun. Malam pun terasa lebih sejuk. seseorang sedang menangis di kejauhan sana. Yaah, Perpisahan memang selalu terasa menyedihkan. Membuat mata selalu basah. Membikin hati selalu dipenuhi gundah. Setidaknya di awal. Saat luka masih benar-benar baru. Saat yang selalu dilakukan hanyalah menyesali, meratapi dan terus saja menyangkal.
Barangkali, memang tak semua orang bisa dengan mudah mengambil hikmah dari perpisahan. selalu terbayang dekap peluknya, selalu teringat senyumnya, tatapan matanya. Betapa waktu telah memberi mereka begitu banyak kenangan. Kenangan yang sebanyak apapun memenuhi otak, tak membuat si pemilik terlintas niatan untuk  menepikan barang sedikitpun.
Tahap penyangkalan memang fase yang tak mudah untuk dilalui. Jauhnya kaki melangkah bersama selalu saja menjadi hal pertama yang dipertimbangkan untuk kembali merajut kisah dengannya. Padahal nyatanya, jika saja perih di dada tak melumpuhkan logika, mereka akan menyadari bahwa masa depan mereka jauh lebih panjang dari langkah yang mereka tempuh. Ibarat melakukan perjalanan bersama, kembali dengannya hanya mengulang langkah dari awal. Dengan isi dan akhir perjalana yang sama. Sementara Dengan melanjutkan hidup sendiri, kita hanya harus melanjutkan perjalanan yang sama tapi dengan jalan masing-masing. dengan sepasang kaki tanpa bergandeng tangan. Tanpa kebersamaan.
Berusahalah untuk terus ikhlas. Meski rindu tak pernah absen datang berkunjung. Meski godaan terus berputar-putar dalam keseharian. Lepaskan masalalumu. Jemputlah masa depanmu. Seseorang telah Tuhan kirim untuk melukis tawa di masa depan. Semakin lama kau merenungi masa lalumu hanya akan memerpanjang perjalananmu. Membuatmu lama memcapai seseorang yang tengah menantimu. kamu berhak bahagia. Bukan!!! Kamu harus bahagia!! Meski tanpa dia!! Jemputlah masa depanmu, agar kau tak merawat lukamu sendirian. Agar kau tak menangis dalam sepi.
 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting