Tuesday, 1 November 2022

Surat cinta untuk suami

Posted by Nana W at 10:19

 



Dear a'aziz

Rasa-rasanya baru kemaren yaa kita ketemu di Tarui Matsuri, eh ternyata sekarang udah jadi suami-istri aja. Aku masih ingat betul gimana tatapan mata kamu saat kita pertama kali ketemu di stasiun Tarui. Meski wajahmu tertutup masker, aku bisa lihat dengan jelas ada kelembutan dari bola matamu. Tak bisa dipungkiri, ada rasa canggung di pertemuan pertama kita. Tapi entah kenapa rasanya di pertemuan itu seolah kita pernah bertemu sebelumnya. 

Di hari yang sama, di kursi pojok tempat kopi favoritku kamu menatap lembut mataku, menggenggam tanganku. Bisa kurasakan bagaimana tangan dan suaramu bergetar. Kamu memintaku untuk menjadi teman hidupmu, berjuang bersama menggapai semua harapan dan cita-cita, serta menghabiskan sisa hidup bersama hingga menua. Tak ada kata-kata yang bisa kuucap untuk menjawab ajakanmu itu, selain ''Bismillah''. 

Kalo boleh bercerita, beberapa waktu sebelum kita mulai sering berbagi pesan aku pernah meminta pada Tuhan. ''Tuhan.. Jika memang sudah waktunya untukku berumah tangga, kirimkanlah padaku seorang lelaki yang sederhana, bertanggung jawab dan penuh cinta. Seseorang yang bisa menerima segala baik burukku dan kisah hidupku, maupun latar belakang keluargaku. Seseorang yang bisa membimbingku menjadi pribadi yang lebih baik, yang tatapannya bisa meredakan segala amarahku, yang senyumnya bisa menghapus segala lara dan sedihku''. Hingga akhirnya, dengan jalan cerita yang terkadang kita sendiripun masih takjub dibuatnya, Tuhan mengirimmu datang ke dalam hidupku. 

Dengan segala kebaikan, cinta kasih dan kesabaran yang kamu punya, keyakinanku akan masih adanya sosok lelaki bertanggung jawab pun muncul. Sejak dulu aku ingin, anak perempuanku nanti mendapatkan cinta pertama dari sosok ayahnya. Agar kelak saat ia bertumbuh dewasa tak mudah terbujuk rayuan manis ''nggarangan blangsak'' yang bisa menyesatkan hidupnya. Agar anak laki-lakiku kelak memiliki sosok tauladan, hingga bisa bertumbuh menjadi lelaki yang bertanggung jawab dan penuh kasih seperti ayahnya. 

Sayang, di antara begitu banyak hal baik di hidupku kehadiranmu adalah salah satu yang paling aku syukuri. Kamu menghujaniku dengan begitu banyak cinta kasih yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya. Kamu pula, satu-satunya lelaki yang mampu mewujudkan segala harapan dan keinginanku satu persatu. Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa bahagia dan bersyukurnya aku memilikimu di hidupku. 

Sayangku yang paling tampan, aku tahu usia pernikahan kita belum seberapa. Masih ada begitu banyak hal yang perlu kita pelajari dan kita pahami dari diri masing-masing. Akan ada begitu banyak cobaan yang datang menguji kita berdua, menggoyahkan iman dan cinta kita. Tapi semoga kita bisa bersama-sama menjalani dan melewati rintangan itu. Seperti yang pernah kita ucapkan di awal pertemuan, mari kita ciptakan keluarga idaman sesuai dengan harapan  dan cita-cita kita berdua. Ayo wujudkan mimpi kita, agar anak-anak kita kelak tidak mengalami hal-hal buruk yang kita alami. 

Sayangku. Sedikit banyak kita mulai paham akan kekurangan dan kelebihan diri kita masing-masing, bagaimana watak dan kepribadian kita masing-masing. Semoga kamu senantiasa sabar dalam menghadapi dan membimbing istrimu, yang kini juga tengah berjuang terus memperbaiki diri. Semangat ya, kita berjuang sama-sama untuk mewujudkan segala harapan dan cita-cita bersama. Dan jika waktunya tiba kamu bertemu seseorang yang terlihat lebih cantik, baik dan menarik dari istrimu, coba ingat lagi apa harapan dan cita-cita kamu saat sebelum menikahiku. Aku akan menitipkan dan menyerahkan nama dan perasaanmu pada Tuhanku, melalui rapalan doa-doa yang aku panjatkan. Semoga senantiasa semesta membersamai kita dan keluarga kita.

Dengan segenap cinta, istrimu 

Nana





Sekigahara, 31 Oktober 2022

0 comments:

Post a Comment

 

Tumpah Ruah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting