Tujuh bulan sudah aku di Jepang. Hari-Hari yang berat, sepi yang menyayat dan sendiri yang menguatkan.
Syukur yang tak terbatas,karna Tuhan selalu menguatkan ku untuk menjalani hari-hari ini. Terimakasih untuk cinta kasih yang tak terkira, ibuku. Ialah sumber kekuatan dan kesabaran untukku bertahan di sini.
Bukan kesendirian ataupun sepi, yang sebenarnya membuatku sakit. Tapi harapanku sendiri. Aku menaruh harap yang terlalu tinggi di sini. Bukan sekedar pertemanan yang kuharapkan di sini. Tapi kekeluargaan dan persaudaraan. Saat harapan itu jauh dari kenyataan yang ada, sakit itu kian nyata. Lebih menyakitkan memang dari sekedar patah hati karna cinta.
Berbagi tawa dan air mata, peluk yang menenangkan, kebersamaan yang menguatkan hanya ada dalam angan yang kini kian menjauh.
Barangkali, memang begini cara Tuhan menuntunku menuju kemandirian, seperti yang ibuku harapkan. Semoga Ia tak henti memberiku kuat untuk tetap tegar berdiri meski badai kian kuat. Semoga aku tetap tabah dalam segala kesendirian ini.
*pisces kalo lagi PMS emang suka mellow mellow drama gini.
0 comments:
Post a Comment