Dinginnya udara malam tak mampu memadamkan hangatnya ingatan saat bersama orang-orang terkasih. Pun dengan panas teriknya siang hari, tak cukup menghangatkan rindu dan sepi yang membuat beku.
Aku, kesendirian yang selalu berteman sepi di antara dinding-dinding sempit kamar asrama. Aku, air mata yang mengering diseka udara dingin. Dan aku, adalah yang selalu mencoba kuat dan tegar sepanjang hari tapi selalu rapuh menghadapi gelapnya malam.
Ingin rasanya segera kuakhiri perjalanan panjang ini. Kemudian terlelap dalam hangatnya pelukan ibu dan melupakan segala mimpi burukku. Ingin ku segera hilang dan tersesat dalam tawa riang sahabat-sahabat terkasih. Hingga aku lupa bahwa aku pernah meredam tangis di bawah bantal hingga tertidur sampai pagi.